Muncikari Sanggrahan Sudah Tobat, Semoga Germo Sarkem Menyusul

Kamis, 15 Desember 2016 – 22:33 WIB
Salah satu gang di lokalisasi Jalan Pasar Kembang, Jogja. Foto: Radar Jogja/JPG

jpnn.com - JOGJA - Jejak prostitusi terlokalisasi di Kota Jogja cepat atau lambat bakal tinggal kenangan. Kini, penutupan lokalisasi Pasar Kembang tinggal menanti iktikad baik dari para warganya.

Sebelumnya satu lokalisasi di Jogja, yakni Sanggrahan sudah terlebih dulu ditutup. Warga di bekas lokalisasi yang terletak di Mrican, Giwangan, Umbulharjo itu bahkan sudah mendeklarasikan diri untuk mewujudkan daerah mereka terbebas dari prostitusi.

BACA JUGA: Naik Pangkat Satu Tingkat, 8 Korban Skytruck Dipulangkan

Langkah itu sebagai tindak lanjut berhentinya empat muncikari di Sanggrahan. Keempatnya sudah bertobat untuk tidak menawarkan pekerja seks komersial (PSK) lagi.

Komitmen warga eks lokalisasi Sanggrahan itu akan diwujudkan dalam deklarasi kampung bebas prostitusi sekaligus pengajian warga yang akan digelar Sabtu malam (17/12). “Malam minggu nanti kita akan gelar pengajian sekaligus pernyatan bersama komitmen bebas prostitusi,” ujar Sekretaris RW 08 Mrican Suwarto.

BACA JUGA: Bantah Keterlibatan Dalam Gerakan Mengarah Separatis

Untuk memberdayakan muncikari dan mantan PSK, warga setempat membentuk tim kecil yang secara swadaya membuat usaha rintisan. Misalnya usaha angkringan yang kini ditekuni salah satu eks muncikari.

Keberhasilan eks muncikari itu berjualan angkringan ternyata menginspirasi rekan seprofesinya dahulu ataupun para PSK untuk alih profesi. Untuk satu muncikari dibutuhkan biaya Rp 20 juta sampai Rp 30 juta supaya mau beralih profesi.

BACA JUGA: Demi Kereta Cepat, RTRW Langsung Direvisi

Meski sudah berhasil membuat muncikari beralih profesi, Suwarto menjamin tidak akan meninggalkan mereka. Pendampingan pada bekas mucikari tersebut akan terus dilakukan, bersama instansi Pemkot Jogja.

“Kalau kami sendiri jelas tidak mampu, makanya ada kerjasama dengan Pemkot Jogja,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Badan Perencanaan Pembagunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja Edy Muhammad mengatakan, dalam pengentasan PSK dan mucikari, pihaknya tidak akan langsung masuk, tapi menunggu itikad dari masyarakat setempat.

Seperti di Mrican, Edy mengatakan masyarakatnya justru yang berkeinginan untuk membebaskan wilayahnya dari praktek prostitusi. Keinginan dari warga itu juga yang untuk meminimalkan gejolak sosial.

“Syarat utamanya ada keinginan dari warga setempat supaya kampungnya bebas prostitusi,” jelasnya.(pra/eri/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HTR Harus Menambah Pendapatan Rakyat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler