Murid-Murid Kreatif Indonesia yang Berprestasi di Kompetisi Internasional

Bikin Plastik dari Kentang, Energi Alternatif dari Lumut

Jumat, 22 Juli 2011 – 08:08 WIB
Tim dari SMAN 48 Jakarta saat presentasi di kantor Oracle Miinggu lalu. Foto: Thomas Kukuh / JAWA POS

Mereka ini adalah murid-murid SMA di Jakarta dan Denpasar yang berhasil menjuarai kompetisi internasional, menyisihkan puluhan ribu peserta dari 52 negara
------------------------------ ----
  THOMAS KUKUH, Jakarta 
------------------------------ ----
Ajang bergengsi itu bernama Kompetisi ThinkQuest International 2011

BACA JUGA: Made Sudana, Politikus Nyentrik Asal Bali yang Membangun Gua untuk Rumah

Itu adalah sebuah kompetisi yang menguji keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi masalah nyata di dunia
Kompetisi tersebut digelar secara online sejak September 2010 hingga pertengahan 2011

BACA JUGA: Di Antara Tatas, Beje dan Antusiasme Warga, Masih Ada Keraguan



Dua tim dari Indonesia berhasil memenangi kompetisi itu, yakni juara pertama dan kedua
Juara pertama diraih tim asal SMAN 4 Denpasar, sedangkan juara kedua diraih tim dari SMAN 48 Jakarta. 

Karya tim dari SMAN 48 dipamerkan di kantor Oracle (penyelenggara kompetisi tersebut) di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu pekan lalu (13/7)

BACA JUGA: Terbesar di Dunia, 4.541 Pasangan Menikah Masal di Istora Senayan

Karya itu berupa kertas selebar 10 x 8 cm berwarna cokelat yang masih tampak kasar"Ini adalah kertas yang ramah lingkungan," kata Vilia Yohana, 16, kepada Jawa Pos

Tim dari SMAN 48 Jakarta itu beranggota enam siswiKetika mengikuti kompetisi, mereka semua kelas XSaat ini mereka duduk di kelas XIEnam anggota tim itu, selain Vilia, adalah Muhammad Labib Nauvaldi, Ikhsan, Tuwendy, Faisal, dan Ben HadiKarya mereka mengusung proyek bertema "Menjadikan Plastik dan Kertas Menjadi Teman Bumi".

Mereka mengangkat tema itu karena semakin banyaknya sampah plastik dan kertas yang memenuhi bumi iniApalagi, plastik merupakan salah satu benda yang tidak bisa teruraiNah, di tangan mereka, plastik bisa diubah menjadi benda yang bisa terurai"Kami membuat plastik dari kentang," kata Muhamad Labib, lantas tersenyum.

Dia menjelaskan, pembuatan plastik dari kentang tersebut mirip dengan pembuatan buburSetelah dijadikan bubur, kentang-kentang itu diberi beberapa zat kimia hingga menjadi plastik"Plastik buatan kami bisa terurai tiga tahun hingga lima tahun," imbuhnya

Tim itu menyadari bahwa harga kentang tidak murahTapi, mereka yakin, kentang sangat mudah didapat dan yang lebih penting adalah plastik yang terbuat dari kentang sangat ramah lingkunganSayang, dia tidak tahu pasti kebutuhan berapa kentang yang dibutuhkan untuk menjadi satu plastik.

Yang pasti, 25 gram kentang bisa diubah menjadi tepung sebanyak setengah gelas air mineralDari jumlah itu, banyaknya plastik yang bisa dihasilkan bergantung kepada panjang dan lebarnya plastikSeberapa besar dan tingkat ketebalan plastik juga memengaruhi banyak sedikitnya bahan.

Selain plastik, tim itu membuat kertas dari bambuYakni, diambil dari pelepahnya yang dikeringkan seratnyaLantas, dimasak dengan menggunakan cairan kimia tertentu, kemudian diblenderSetelah itu, ditambahkan perekat sebelum dicetak dengan menggunakan alat mirip mesin sablon.

Setelah jadi, kertas yang dihasilkan bakal berwarna cokelat dengan tekstur agak kasarNamun, Vilia mengklaim bisa menghasilkan kertas yang lebih halus jika menggunakan alat sablon betulan"Untuk proyek ini, saya tidak pakai alat untuk mencetak kertasnya," terangnya.

Meski kasar, kertas yang dia hasilkan sudah bisa dijadikan media untuk menulisTetapi, tekstur yang kasar membuat pengguna bisa kurang nyamanTetapi, Vilia masih bisa tersenyum karena kertas bambunya bisa menyelamatkan hutan"Kalau ini diproduksi secara masal, tidak perlu menebang tiga pohon untuk membuat 1 ton kertas," jelasnya.

Setali tiga uang dengan Muhammad LabibDia  juga tidak tahu pasti berapa kebutuhan bambu untuk membuat satu lembar kertas atau 1 ton kertasTingkat ketebalan dan lebar kertas menjadi faktor penentu"Yang pasti, kertas dari bambu lebih kuat," jelasnya.

Karya terbaik pertama diukir oleh tim dari SMAN 4 DenpasarMereka terdiri atas Genta Indra, Ida Ayu Anom, dan Ika AgustiniKarya mereka bertema Sumber Energi dari Ganggang (Rumput Laut): Menciptakan Nilai Tambah.

"Kami tidak menyangka bisa menjadi yang terbaik," kata GentaApalagi itu adalah kompetisi yang pertama mereka ikuti"Pertama ikut, kami dapat the most innovative project," katanya dengan logat Bali yang kental.

Untuk menciptakan karya tersebut, Genta mengakui prosesnya tidak mudahMereka harus bisa mewujudkan konsep proyeknya menciptakan sumber energi alternatifKarena itu, tim tersebut lantas terbang dari Bali menuju Institut Pertanian Bogor (IPB)Tujuannya, mencari tahu potensi alga (nama lain ganggang) bisa menjadi bahan dasar pembuatan bioetanol.

Ide awalnya muncul dari pelajaran yang mereka dapat selama sekolahDia mengatakan, pernah membaca buku yang menyebut bahwa alga bisa dikonversikan menjadi bioetanolSayang, tidak semua paham bahwa alga yang merupakan keluarga lumut-lumutan itu bisa menjadi sumber energi

Buktinya, survei awal di sekolahnya menyatakan sebagian besar teman-temannya tidak mengetahui bahwa lumut-lumutan bisa digunakan sebagai sumber energi"Kami terinspirasi dari krisis energi dan polusi udaraKe depan, kami terus perbaiki dan lakukan perbaruan," kata Genta Indra.

Dia lalu menjelaskan beberapa langkah untuk membuat bioetanol dari alga itu adalah menguapkan alga hingga menghasilkan partikel air yang ada pada algaNah, ketika dingin, ditambahkan ragi yang bertujuan untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa.

Langkah selanjutnya adalah menambahkan sedikit gandum untuk membantu fermentasiNah, ketika fermentasi selesai, alga akan berubah menjadi cairan yang sama dengan anggur dengan kadar alkohol 5 persenTerakhir, untuk menghasilkan bioetanol harus ditambahkan enzim alfa amilase

Atas keberhasilan itu, tim SMAN 4 Denpasar berhak mendapatkan hadiah laptop seharga USD 1.500 dan tiket perjalanan  ke markas Oracle di San Francisco, Amerika Serikat, dan uang pembinaan USD 5.000"Penelitian ini tidak akan berhenti sampai di sini dan akan terus kami kembangkan," ucapnya

Di bagian lain, Country Managing Director Oracle Indonesia Uday Mathkar mengaku sangat bangga dengan hasil yang didapat oleh tim dari IndonesiaSebab, dua tim dari Denpasar dan Jakarta ini bisa mengalahkan ribuan tim dari seluruh dunia(c1/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Eulis Rosmiati, 20 Tahun Menjadi Bidan di Desa Sangat Terpencil dan Tertinggal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler