jpnn.com, KAIRO - Kelompok HAM, Human Rights Watch menilai bahwa wafatnya mantan Presiden Mesir Mohamed Mursi mengkhawatirkan, tapi tidak mengherankan. Kematiannya itu mencerminkan kegagalan pemerintah Mesir untuk memberinya perawatan medis yang memadai.
"Apa yang telah kami dokumentasikan selama beberapa tahun terakhir adalah kenyataan bahwa dia (Mursi) berada dalam kondisi terburuk. Setiap kali dia muncul di hadapan hakim, dia meminta perawatan medis," kata direktur eksekutif divisi Timur Tengah dan Afrika Utara dari Human Rights Watch, Sarah Leah Whitson.
BACA JUGA: Mantan Presiden Mesir Mohammed Mursi Meninggal di Ruang Sidang
Dia menambahkan, Mursi dibui dalam keadaan kekurangan makanan dan obat-obatan yang memadai. "Pemerintah Mesir telah mengetahui dengan sangat jelas tentang kondisi medisnya yang menurun. Dia telah kehilangan banyak berat badan dan juga pingsan di pengadilan beberapa kali," sambung Whitson.
"Dia ditahan di sel isolasi tanpa akses ke televisi, email, atau komunikasi apa pun dengan teman dan keluarga," tambahnya seperti dimuat Al Jazeera.
BACA JUGA: Setelah Lima Tahun, Mesir Akhirnya Bebaskan Mahmoud Abu Zeid
BACA JUGA: Mantan Presiden Mesir Mohammed Mursi Meninggal di Ruang Sidang
Sementara itu, kelompok Amnesty International menyerukan penyelidikan independen, menyeluruh dan transparan atas kematian Mursi.
BACA JUGA: Kereta Meledak di Stasiun, Menteri Transportasi Langsung Mundur
"Berita kematian Mohamed Mursi di pengadilan hari ini sangat mengejutkan dan menimbulkan pertanyaan serius tentang perawatannya di tahanan," kata Amnesty International, Senin (17/6).
"Pihak berwenang Mesir memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sebagai tahanan, dia (Mursi) memiliki akses ke perawatan medis yang layak," tambahnya.
Sementara itu, anggota parlemen Inggris Crispin Blunt, mengecam kondisi penahanan Mursi. "Kami ingin memahami apakah ada perubahan dalam kondisinya sejak kami melaporkan pada Maret 2018, dan jika dia terus ditahan dalam kondisi yang kami temukan, maka saya khawatir pemerintah Mesir kemungkinan akan bertanggung jawab atas kematiannya yang prematur," ujarnya seperti dimuat Reuters. (rmol/jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Viagra Perempuan Laku Keras di Mesir
Redaktur & Reporter : Adil