jpnn.com, JAKARTA - Museum Basoeki Abdullah, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek kembali menggelar kompetisi untuk generasi muda.
Kompetisi Basoeki Abdullah Art Award (BAAA) bagi usia 17-30 tahun itu dimulai 1 April sampai 10 Juli 2022.
BACA JUGA: Indra Charismiadji: PPPK 2022 akan Gagal, Guru Honorer jangan Berharap Banyak
Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah mengungkapkan kompetisi itu bertujuan memberikan ruang apresiasi, ekspresi, edukasi, dan kreasi bagi generasi seni rupa muda Indonesia.
"Kompetisi ini mengajak generasi muda usia 17 sampai 30 tahun berkarya dalam bentuk lukisan dua dimensi," kata Maeva Salmah di Jakarta, Jumat (11/3).
BACA JUGA: PTM Terbatas Kembali Diberlakukan, Kemendikbudristek: Ingat SKB 4 Menteri
Dia menjelaskan pengembangan tema tahunan Museum Basoeki Abdullah selalu didasarkan pada pembagian tema lukisan Basoeki Abdullah.
Salah satu pilihan tema lukisan Basoeki Abdullah tahun 2022 ialah Tokoh Bangsa.
BACA JUGA: Janji Manis Nadiem Makarim untuk Seluruh Guru Penggerak, Enggak Main-Main, Menggiurkan
Ini karena Basoeki Abdullah banyak menciptakan karya seni lukis dengan figur tokoh bangsa, baik tokoh sezaman maupun yang dikaitkan dengan peristiwa perjuangan bangsa Indonesia.
Maeva mengatakan tema Tokoh Bangsa, bukan terbatas pada lukisan potret, tetapi juga terkait kepekaan estetis yang tinggi dalam konteks realitas sosial dan berbagai peristiwa sejarah.
Pemahaman sederhana itu, kata dia, membawanya dalam mengembangkan tema lukisan Tokoh Bangsa menjadi tema yang lebih kontekstual dengan spirit zamannya “IDEOLOG : Kini, Tokoh dan Bangsa”.
"Kini adalah zaman kita, sedangkan kita adalah tokoh, dan semua bangsa selalu ada di bibir sang ideolognya," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, total hadiah Rp 125 juta untuk 5 karya terbaik dan pameran hasil karya kompetisi untuk 25 nominator merupakan daya tarik tersendiri dari kompetisi ini.
"Karya peserta Kompetisi BAAA #4 dikirimkan mulai 1 April sampai 10 Juli 2022," pungkas Maeva Salmah. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib Guru Honorer Lulus PG Tanpa Formasi PPPK Mulai Ada Titik Terang, tetapi
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesya Mohamad