jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebut gotong royong sebagai landasan transformasi pendidikan Indonesia.
Hal tersebut sekaligus menjadi dasar agenda prioritas bidang pendidikan G20.
BACA JUGA: Menteri Nadiem: Gotong Royong Kunci Transformasi untuk Ciptakan Pendidikan Berkualitas
Menteri Nadiem meyakini nilai gotong royong bisa menginspirasi dan menjadi kunci bagi para delegasi untuk berkolaborasi menuju masa depan pendidikan yang lebih baik.
“Saya sangat percaya gotong royong adalah kunci transformasi guna menciptakan pendidikan berkualitas untuk semua dan transformasi menuju masa depan yang lebih baik, lebih berkelanjutan,” ujar dia pada pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20, Rabu (18/5).
BACA JUGA: Transformasi SDM Kunci Membangun Kompetensi Kesehatan
Salah satu pendiri Zalora Indonesia itu mengatakan ekosistem pendidikan di tanah air telah bertransformasi sebagai solusi krisis pembelajaran yang sudah menahun dan diperparah oleh pandemi.
Pada Presidensi G20, terdapat empat agenda EdWG yang menjadi prioritas pembahasan, yakni pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta masa depan dunia kerja pascapandemi Covid-19.
BACA JUGA: 7 Siswa SMA di Yogyakarta Ini Raih Beasiswa Kemendibudristek di Kampus Top Dunia
Terkait agenda prioritas pertama, yaitu pendidikan berkualitas untuk semua, Nadiem mengambil contoh transformasi pembiayaan pendidikan yang kini lebih berkeadilan sosial seperti dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan perluasan cakupan berbagai jenis beasiswa.
Dia juga menjelaskan terobosan Merdeka Belajar yang menjadi basis pembahasan agenda prioritas teknologi digital dalam pendidikan.
”Kemendikbudristek melakukan banyak terobosan yang belum pernah dilakukan sebelumnya seperti platform Merdeka Mengajar," ujarnya.
Tidak seperti pandangan umum yang fokus pada aplikasi belajar daring, platform yang dirancang Kemendikbudristek berfokus untuk memberdayakan dan mendukung kepala sekolah serta guru untuk memaksimalkan potensi mereka.
Selain itu, Nadiem juga menjelaskan platform SIPLah sebagai lokapasar yang membantu sekolah mendapatkan kebutuhannya secara efisien.
Kemudian ada platform Kedaireka yang menghubungkan dunia usaha dan dunia industri, serta berbagai organisasi dengan perguruan tinggi untuk berkolaborasi menghadirkan pendidikan yang lebih relevan.
Selanjutnya terkait agenda prioritas ketiga, yakni solidaritas dan kemitraan, Nadiem menjelaskan kepada delegasi EdWG G20 terkait program organisasi penggerak dan dana padanan sebagai transformasi pendanaan pendidikan tinggi yang mengedepankan kerja sama lintas sektor dalam peningkatan mutu pendidikan.
Nadiem juga menjelaskan berbagai terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang menjadi basis agenda prioritas keempat, yaitu masa depan dunia kerja pascapandemi Covid-19.
Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka, mahasiswa didorong untuk belajar di luar kelas dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.
“Indonesia melihat ke masa depan, kami melompat ke arah masa depan, dan kami tidak ingin hanya mengejar ketertinggalan,” tegas Nadiem. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Nation Branding Presidensi G20, Kominfo Optimalkan Komunikasi Publik ke Media Luar Negeri
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Mesyia Muhammad