Naikkan Harga Agar Tak Bocor

Kamis, 07 April 2016 – 07:27 WIB
Lokasi sumur tua Bojonegoro.

jpnn.com - Harga minyak dunia yang kembali merangkak naik setelah turun cukup lama, berpengaruh pada harga dalam negeri. Salah satu buktinya, Pertamina EP Asset 4 menaikkan ongkos angkut minyak dari kawasan sumur tua Wonocolo Bojonegoro. Dari semula Rp 1.389 menjadi Rp. 1.666,39 per liter.

Hal itu disampaikan oleh Field Manager Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto dalam acara Sosialisasi Kegiatan Penambangan Sumur Tua Wonocolo. "Penentuan harga ganti ongkos angkat-angkut memang tergantung dari harga jual minyak dunia," ujarnya,

BACA JUGA: Siap Tindak Tegas Pengepul dan Penyuling Ilegal

Diharapkan dengan dinaikkannya jumlah harga perliter itu penambang bisa menyetor semua hasil produksinya kepada operator. Saat ini, kata Agus dengan harga Rp 1.666,39 bisa sampai ke penambang senilai Rp 1.400, bahkan lebih karena ini tergantung nilai kesepakatan penambang dengan paguyuban. Jumlah nilai itu, lanjut dia, sudah termasuk untuk kesejahteraan penambang, jaminan kesehatan penambang, dan CSR.

Kenaikan harga minyak sumur tua sudah diinformasikan langsung sejak 1 April kemarin ke sejumlah paguyuban yang mengkoordinir penambang.

BACA JUGA: Aparat Gabungan Amankan Truk Pengangkut BBM Ilegal

"Jumlah harga minyak itu sesuai dengan harga ICP (Indonesian Crude Price), berdasarkan kondisi harga minyak dunia. Dari ICP tersebut, sebesar 70% dipergunakan untuk menentukan ongkos pengganti angkat-angkut," jelasnya.

Terkait dengan keluhan penambang bahwa pembayaran pembelian minyak dari paguyuban sering terlambat dan ada biaya pemotongan yang besar, Agus dan Pertamina EP akan berupaya melakukan pembicaraan dengan pihak perbankan. Sehingga diharapkan paguyuban bisa menerima pendanaan dan tidak terjerat pada pendanaan investor yang kadang mengambil prosentase keuntungan dari kelompok paguyuban. 

BACA JUGA: SIM Anda Mati? Tenang, Ada Waktu 90 Hari

Saat ini jumlah produksi yang diterima pemilik wilayah kerja produksi sumur minyak di Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Pertamina EP Asset 4  perharinya hanya sekitar 250-350 barel. Padahal, kata Agus, jika semua penambang itu menyetorkan hasil produksi sumur minyak tua kepada Pertamina maka diperkirakan bisa mencapai 1.000 sampai 1.200 barel perhari.

"Namun adanya penertiban dari pihak Polres Bojonegoro saat ini membuat ada tren kenaikan produksi minyak yang disetor ke Pertamina," tegasnya.

Keputusan Pertamina menaikkan ongkos angkut itu mendapat dukungan dari Kapolres Bojonegoro, AKBP Hendri Fuiser. Dalam sosialisasi yang digelar di rumah singgah desa Wonocolo tersebut, Kapolres menghimbau seluruh penambang menyetor hasil produksinya ke Pertamina EP Asset 4 sebagai operator yang mendapat tugas dari negara. 

"Jangan tergoda dengan perbedaan harga Rp 100 -200 per liter yang ditawarkan oleh pihak lain. Mereka itu tidak memiliki badan hukum, tidak membayar pajak, tidak memikirkan kesejahteraan warga dan lingkungan, serta menyuburkan pungli pihak-pihak dan  oknum yg tidak bertanggung-jawab. Mereka hanya memperkaya diri sendiri. Sementara Pertamina adalah perusahaan negara yang mendapat tugas mengelola sumber daya di kawasan ini," kata Hendri.

Hendri menegaskan karena tidak punya badan hukum dan tidak membayar pajak, maka para pembeli minyak secara illegal itu akan selalu berani memberi harga yang lebih tinggi dari Pertamina. ”Pokoknya jangan main-main, kami bisa tindak tegas hal tersebut,” jelas dia. (jpnn/pda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Kapten Tugboat yang Disandera Itu Semakin Cemas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler