Penangkapan Muhamad Jibril oleh Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 Mabes Polri tidak sampai mengganggu aktivitas Arrahmah.comSitus yang didirikan Jibril pada 2003 itu memuat berita perjuangan umat Islam di berbagai penjuru dunia
BACA JUGA: Satu Bayi Bisa Laku Rp.45 Juta !
Mereka terus memperjuangkan visi dan misinyaAGUNG PUTU I, Jakarta
SIANG itu (31/8) empat sepeda motor diparkir di depan rumah bernomor 45A di Jalan Pisok RT 7/11 Blok EB Sektor 5, Tangerang Selatan
BACA JUGA: Tumpukan Uang Setengah Meter Kelilingi Makam Imam Ketujuh
Sebuah papan nama dari styrofoam terlihat ditumpuk di teras yang digunakan sebagai garasi motorBACA JUGA: Penghasilan Sebulan Rp 45 Juta Plus
Di bawahnya dibubuhi tulisan kecil Ar-Rahmah Media, The State of Islamic Media.Ruang tengah rumah dua lantai itu dibiarkan tanpa kursi dan karpetLantai keramiknya sengaja dibuat tetap "telanjang"Satu-satunya perabot yang terlihat di ruang tengah hanya beberapa rak buku dan lemari kayuBuku-buku bertema Islam ditumpuk rapi di rak-rak tersebut
Sejumlah poster pejuang Palestina ditata berjajar rapi di rak kayuPoster paling depan bergambar almarhum Syekh Ahmad Yasin, tokoh spiritual gerakan perjuangan Hamas di Palestina yang wafat akibat dirudal Israel setelah menunaikan salat Subuh di Gaza pada 22 Maret 2004"Kami baru saja pameranBarang-barang masih baru ditata," kata pemimpin redaksi Arrahmah.com Muhammad Fachry kepada Jawa Pos
Ar-Rahmah memang berkantor di rumah tersebutSudah empat bulan mereka mengontrak rumah ituSebelumnya, mereka biasa berpindah-pindah kantorDi kawasan Bintaro saja, mereka pindah hingga tiga rumahMereka juga pernah berkantor di rumah Abu Jibril, ayah MJibril, di kompleks Witanaharja, Pamulang, Tangerang.
Fachry menuturkan, setelah Jibril yang menjabat direktur utama sekaligus owner Ar-Rahmah ditangkap Densus 88, dia yang memegang kendali perusahaanSemua yang terkait berita di Arrahmah.com dan denyut nadi perusahaan ditangani Fachry"Istilahnya, saya ini jadi caretaker atau pejabat sementara lah," tuturnya lantas tersenyum.
Lelaki 41 tahun itu menambahkan, kendati Jibril ditangkap, bukan berarti aktivitas Ar-Rahmah berhentiMereka tetap menyuplai berita-berita dunia Islam kepada pembaca"Visi dan misi Ar-Rahmah harus terus jalanYakni, memberikan berita-berita tentang Islam yang berimbang dan mendukung perjuangan Islam," ujar bapak empat anak itu.
Meski begitu, lelaki berjenggot tipis itu mengakui cukup berat menangani Ar-Rahmah setelah Jibril ditangkapApalagi, kantor mereka ikut digerebekEmpat unit CPU (central processing unit) diangkut Densus 88Akibatnya, mereka tidak lagi punya alat untuk mengerjakan beritaPadahal, Arrahmah.com punya banyak rubrik yang harus diisi"Paling tidak, setiap hari ada lima beritaSatu headline, lainnya berita lokal kalau ada," katanya
Untung, kata alumnus Universitas Negeri Jember itu, masih ada stok beritaNamun, untuk upload berita, mereka harus menumpang di warnet"Harus bela-belain gituKalau nggak gitu, gimana mau posting berita," ujar lelaki yang bekerja dengan Jibril sejak tiga tahun lalu itu
Di kantor tersebut, ada tujuh karyawan yang harus dihidupiSetiap hari mereka ngantorBerita-berita Ar-Rahmah biasanya menerjemahkan berita kiriman dari kantor-kantor internasionalAda juga berita lokal yang didapat dari para kontributor di daerahKata Fachry, saat ini pengunjung Arrahmah.com terus meningkatSetiap hari diklik 1.500 hingga 2.000 pengunjung
Sejak Jibril ditangkap, pengakses kian bertambahBahkan, beberapa pembaca loyal Arrahmah.com ikut khawatir atas penangkapan pendiri situs berita ituDalam forum interaktif, mereka langsung bertanya tentang kebenaran berita itu"Mereka ikut bersimpati dan berdoa semoga cepat dibebaskan," katanya.
Selain situs, Ar-Rahmah memiliki beberapa unit usahaAntara lain, majalah dwibulanan Jihad Magz, penjualan buku-buku, dan CDMajalah Jihad Magz belum terlalu populerTerbitnya pun tak konsistenKadang molor tiga bulan karena kesulitan ongkos"Sekarang kami mau terbit edisi keempatMateri sudah siapTinggal ongkosnya yang belum siap," katanya lantas terkekeh(*/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Asing Temukan Surga, Warga Lokal Masih Menderita
Redaktur : Tim Redaksi