Nasib Wahono; Ditangkap Densus 88, Gagal Menikah

Masih Ingat 10 Persen, Calon Istri Dinikahi Adik Tiri

Jumat, 08 Oktober 2010 – 07:58 WIB
Wahono alias Bawor saat ditemui dikediamannya kemarin (7/10). Bawor yang ditangkap oleh densus 88 karena diduga terlibat jaringan teroris Medan akhirnya dilepaskan karena tidak cukup bukti. (Foto Hairul/Radar Lampung)

Yang dialami Wahono alias Bawor sungguh ironiDia batal menikah setelah ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat jaringan teroris

BACA JUGA: Tsunami Dari Gunung, Hancurkan Angan-angan Awaludin

Setelah diinterogasi, ternyata dia dipastikan tidak terlibat
Wahono lantas dilepas

BACA JUGA: Pondok Pesantren Khusus Anak TKI di Pulau Sebatik

Tapi, perempuan yang seharusnya menjadi istrinya telanjur dinikahi adiknya

-------------------------- ------------------
HANDY SETYO B., Bandar Lampung
--------------------- -----------------------
Kemarin siang (7/10) Wahono memperbaiki televisi di rumahnya, di Jl Imam Bonjol Gang Durian, Gedongair, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung

BACA JUGA: Sutiyoso Mengenang Insiden Percobaan Penangkapan di Australia

Pria 31 tahun itu menyambut ramah Radar Lampung (Jawa Pos Group)Setelah menjawab salam, dia mempersilakan wartawan Radar Lampung masuk ke rumahnya yang sangat sederhana"Sudah lama televisi itu rusakSaya mencoba memperbaikinya," kata WahonoDia menyatakan mendapatkan ilmu seputar elektronik ketika bersekolah di SMA"Kalau nggak bisa memperbaiki, ya saya kembalikan kepada yang punya," ujarnya sambil tersenyum

Dia kini kembali menjalani kehidupan setelah dibebaskan oleh Densus 88Seperti diberitakan, Wahono ditangkap tim Densus 88 di Bandar Lampung pada 20 September laluTuduhan yang diarahkan kepada dia cukup seriusYakni, dia diduga terlibat dalam perampokan CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus laluWahono diduga berperan sebagai pemasok senjata api yang digunakan dalam perampokan tersebut

"Saya ditangkap sekitar pukul delapan malamWaktu itu saya berada di rumah Iwan untuk mengantar undangan pernikahan saya," tutur dia"Tiba-tiba petugas bersenjata lengkap masuk dan langsung menangkap sayaIwan ikut diamankan," lanjut dia

Akad nikah Wahono dengan Siti Alianti, calon istrinya, seharusnya dilangsungkan pada 22 September lalu dan resepsinya dihelat pada 26 SeptemberTapi, karena Wahono ditangkap, pernikahan dengan Siti, 31, akhirnya batalBerdasar hasil musyawarah kedua keluarga, diputuskan akad nikah tetap dilangsungkanSalah satu pertimbangannya, undangan telanjur disebarNamun, pengantin pria bukanlah Wahono, melainkan adik tirinya, Teguh Subagio, 25

Wahono merasa sedih dan terpukul gara-gara insiden ituSudah disiapkan secara matang, tapi pernikahan tersebut gagal total karena dia ditangkap Densus 88"Namun, semua saya serahkan kepada AllahMungkin dia (Siti, Red) bukan jodoh saya," ujar dia.

Wahono mengakui, sulit melupakan kejadian yang tak mengenakkan ituTapi, dia berusaha keras melupakannya"Mungkin sekarang tinggal 10 persenSemoga nanti bisa lupa 100 persen kalau sudah kembali ke bengkel," ungkap pria yang sehari-hari bekerja di bengkel tersebut sambil mengisap rokok dalam-dalam.

Ditangkap Densus 88 bagi Wahono bak mimpi buruk dan mengerikanDia menceritakan, sesaat setelah ditangkap, mata Wahono dan Iwan ditutup lakbanKepala mereka juga ditutupi"Tangan saya diikat dengan tali plastik," imbuh WahonoPetugas lantas meminta dia menunjukkan kediaman Heri Kuswanto, 25, dan Hendri Susanto, 29"Heri dan Hendri akhirnya ikut bersama saya dengan mata ditutup dan tangan diikat," papar dia

Dia menuturkan, setelah itu dirinya tidak mengetahui dibawa ke mana"Yang jelas, saya naik tangga dan nginap di tempat tersebut tiga sampai empat hariSedangkan Iwan dilepaskan," terang dia

Saat diperiksa, Wahono menerima perlakuan tidak manusiawi"Saya dipukul dan ditendangTetapi anehnya, sekarang tak ada bekas pukulan dan tendanganSaya bingungBiasanya, kalau dipukul, ada bekasnya," sambung dia

Dari Lampung, dia, Heri, dan Hendri dibawa ke sebuah tempat"Saya nggak tahu nama tempatnyaYang jelas, berada di JawaSaat saya keluar, ada tulisan "Satria Brimob," papar diaDi sana mata Wahono tidak ditutup lagiDia berada satu ruang dengan Heri serta dua pria dari Medan, yakni Bagus dan Kasman"Di tempat itu kami salat berjamaah, membaca Alquran, dan bercanda," beber dia.

Wahono juga bertemu dengan Anton Sujarwo, 30, yang tak lain adalah adiknya"Adik saya menitipkan pesan kepada keluarga bahwa dirinya baik-baik saja," imbuh diaSetelah dinyatakan tidak terlibat dalam perampokan, Wahono tak langsung dipulangkan ke Lampung"Oleh polisi, saya disuruh tinggal di kediaman Joko," ujar diaSetelah beberapa hari tinggal di rumah Joko, dia pulang sendiri ke LampungDia mendapatkan uang saku Rp 500 ribu dari polisi"Saya pulang sendiri," katanyaWahono baru tiba di rumahnya Jumat pekan lalu (1/10), sekitar pukul 02.30 WIB

Meski urung menikah, dia berusaha berlapang dada"Itu adalah konsekuensi yang harus saya terima," lanjut dia"Saya rasa, Siti telah mendapatkan jodoh yang lebih baik daripada saya," ucap diaWahono menyatakan mendapatkan informasi bahwa yang menggantikan dirinya menikahi Siti adalah adik tirinyaSaat itu sebenarnya dia telah dibebaskan oleh Densus 88, tapi masih berada di Jawa"Saya tahu dari salah seorang kerabat yang menghubungi saya lewat telepon setelah saya dibebaskan oleh polisi," terang dia

Apakah sudah bertemu dengan Teguh? Wahono menganggukkan kepalaDia mengatakan bertemu dengan adik tirinya tersebut Sabtu lalu (2/10)Waktu itu dia langsung memeluk dan mencium Teguh serta mengucapkan selamat atas pernikahan tersebut"Saya sudah bertemu dengan TeguhKetika itu saya langsung memeluknya dan mengucapkan selamatItu memang jodoh dia (Teguh, Red) walaupun yang mempersiapkan sayaSaya sudah ikhlas" papar diaWahono hanya bertemu dengan Teguh setelah pembebasan ituDengan Siti, dia mengatakan belum bertemu(jpnn/c11/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Slamet Suradio, Masinis KA dalam Tragedi Bintaro 1987, Hidupnya Kini (2-Habis)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler