Nasihat Bamsoet soal Pencitraan Politik: Kuncinya Autentik

Kamis, 20 Desember 2018 – 20:12 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo menyatakan, pencitraan yang tak autentik hanya akan membuat pelakunya lelah karena terus berpura-pura. Menurutnya, orang Indonesia itu suka dengan yang natural.

“Presiden Jokowi kalau posting foto meresmian proyek sedikit yang merespons. Kalau bersama  keluarga atau anak-anak, pasti banyak yang suka,” ujar Bambang dalam acara Tren 2018: Branding Autentik Tokoh Politik yang digelar Polaris di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (20/12).

BACA JUGA: Bersafari di Lebak, Hasto Bawa Pesan Bu Mega dan Kiai Maruf

Legislator Partai Golkar yang karib disapa Bamsoet itu  mengaku mengalami hal yang sama. Bamsoet menjelaskan, setiap dia mengunggah foto acaranya melalui akunnya di Instagram, tidak terlalu banyak yang merespons.

“Tapi, begitu saya posting soal motor, banyak yang suka,” kata Bamsoet.

BACA JUGA: Hanura: Ada Upaya Menyingkirkan OSO dari DCT DPD RI

Dia mengaku tidak terlalu suka berpura-pura. Karena itu Bamsoet tak pernah menutupi hobinya tentang motor gede dan mobil listrik.

“Saya sewajarnya saja. Justru dengan apa adanya banyak masyarakat yang mengajak saya berkomunikasi. Dari situlah engagement positif saya tercipta,” ungkap Bamsoet.

BACA JUGA: Kiai Maruf Pengin Lebih Ofensif dan Menusuk

Dia menjelaskan, era disrupsi membuat pola komunikasi politikus sudah banyak berubah. Saat ini, ujar dia, peran konsultan politik dalam mengelola percakapan di media sosial tidak terlalu penting.

Sebab, kata dia, politikus sejatinya bisa mengelolanya sendiri. “Misalnya seperti yang saya lakukan. Saya melihat apa selera dan kebiasaan orang-orang yang menyukai posting-an saya. Dari situ saya bisa membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri,” katanya.             

Sedangkan CEO Polaris Iman Sjafei mengatakan, branding tiap politikus berbeda. Sebab, branding tidak bisa dengan cara salin rekat (copy paste).

Dia mencontohkan, publik tetap respek kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menunjukkan ketegasannya dengan marah-marah ke bawahan. Sebab, pembawaan Risma memang keras demi membenahi pelayanan publik.

“Zumi Zola (gubernur Jambi) berusaha copy paste Risma. Ternyata malah dia yang mendapat citra negatif. Begitu juga Ridwan Kamil yang kerap menyindir jomlo dalam setiap unggahannya. Kalau ada politikus lain yang meniru bisa aneh, tidak matched,” katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Pemilu 2019 Rp 27,67 T, 60% untuk Honor Petugas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler