jpnn.com, SURABAYA - Berbekal kelereng mainan yang bisa menyala, Jonson dan Sri Firdaus berhasil menipu banyak korban di Surabaya.
Nilainya tidak kecil, yakni mencapai Rp 10 juta-Rp 40 juta.
BACA JUGA: Suami di Tahanan, Tante Bahenol Tebar Rayuan
Mereka menyasar kalangan menengah atas dengan beraksi di mal.
Agar tidak mudah terlacak, Jonson dan Firdaus selalu berpindah tempat beraksi.
BACA JUGA: Don Juan Abal-Abal, Baru 18 Tahun Sudah Tiduri 16 Gadis
Bahkan hingga lintas provinsi. Petualangan duo penipu itu berakhir setelah Unit Reskrim Polsek Wonokromo menangkapnya di Bali.
Para pelaku diringkus tim yang dipimpin Kanitreskrim Polsek Wonokromo Iptu Ristianto tersebut saat keluar dari sebuah bar di kawasan Legian, Bali, Selasa (8/8).
BACA JUGA: Dilaporkan Karena Diduga Nipu, Putri Nia Daniati Ajak Berdamai
Sebelumnya, tim pernah kecele ketika mengejar para pelaku ke Tretes, Pasuruan. Sebab, Jonson dan Firdaus sudah keburu kabur.
Kapolsek Wonokromo Kompol Agus Bahari menyatakan, Jonson dan Firdaus telah bermain di sejumlah mal di Surabaya.
Salah seorang korban, IZU, membuat laporan resmi pada 4 Agustus lalu. Dia menyebut kehilangan Rp 38 juta.
''Kami sudah pantau, ada satu kelompok penipu yang sedang bermain,'' ujarnya.
Agus menjelaskan, saat beraksi, tersangka menggunakan sebuah kelereng mainan yang bisa menyala ketika dipencet.
Jonson mengaku sebagai keturunan sultan Brunei dan hendak menjual kelereng tersebut dengan sejumlah mahar.
''Mainan ini dia sebut sebagai batu giok merah sakti dan bisa menyembuhkan penyakit,'' jelas Agus.
Jonson mengaku kepada korban bahwa dirinya ingin menghibahkan sebuah batu giok merah sakti ke museum kota.
Dia bertanya lokasi kepada korban. Saat itulah tersangka lain, Firdaus, datang dan berpura-pura tahu lokasi museum.
Namun, Firdaus minta bukti kesaktian batu giok merah tersebut.
''Saat itu korban mulai larut,'' ungkap Agus.
Keturunan sultan gadungan tersebut lantas memasukkan batu giok ke air. Hasilnya, batu giok menyala.
Firdaus lantas mencoba mengusapkan batu giok itu ke tubuhnya dan mengaku merasa sehat.
Korban yang mulai terhipnotis kemudian ingin mencoba. Ketika itulah pelaku meminta mahar sejumlah uang.
''Sultan gadungan itu tak mau dibayar cash, tapi minta via ATM dan kartu kredit,'' kata Agus.
Korban yang teperdaya mengeluarkan seluruh kartu penting dari dompet sebagai mahar.
Dengan gerak tangan yang cepat, pelaku menukar kartu-kartu milik korban dengan kartu perdana telepon seluler.
Selama ini pelaku sudah beraksi di 13 TKP di Jawa dan Sumatera.
Di antaranya, Surabaya, Purwokerto, Cirebon, Medan, dan Bengkulu.
Dari tangan tersangka, polisi menyita satu bungkus tisu sulap merek Paseo, tiga kartu ATM, dua wadah kecil yang terbuat dari kuningan, dua kelereng mainan warna hitam gelap, empat kartu perdana, satu Alquran berukuran kecil, dan uang tunai Rp 2 juta. (mir/c14/fal/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Katanya, Peti Isi Tumpukan Uang Miliaran, Ternyata..
Redaktur & Reporter : Natalia