JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar tampaknya mulai bosan ditanya soal perkembangan penanganan kasus pelesirannya Gayus TambunanMenteri asal Partai Amanat Nasional (PAN) itu tak tertarik menjawab pertanyaan soal pelesirannya pria yang kumisnya mirip kumis artis kocak Thukul itu
BACA JUGA: Menlu Kecewa, Penyiksa Sumiati Cuma Divonis tiga Tahun
Pria asal Sumbar itu terang-terangan mengaku lebih suka jika wartawan memberitakan soal mafia pajaknya.Ketika ditemui wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/1), Patrialis yang diberondong banyak pertanyaan oleh media, menyatakan bahwa topik pertanyaan mengenai kasus plesiran Gayus bukanlah topik pertanyaan yang bagus
BACA JUGA: Gugatan Pemilukada Sungai Penuh Ditolak MK
Itu (soal Gayus) topiknya tidak bermutu,’’ kata Patrialis.Pertanyaan wartawan pun hanya dijawab singkat Patrialis dan terkesan asal jawab saja
BACA JUGA: Anggito Heran Pemerintah Tidak Pro RUU BPJS
Termasuk dugaan harga pasport Gayus atas nama Sony Laksono yang mendekati Rp1 miliar.‘’Itu bukan urusan kita Gayus mau cari duit darimana(Soal pemberi uang) bukannya tidak kena, tapi duduk masalahnya juga tidak jelas, apanya yang mau saya komentari?,’’ kata Patrialis balik bertanya.
Saat ditanya apakah tidak diusut asal uang hingga Gayus bisa sampai mendapatkan uang ratusan juta untuk mengurus pasport saat masih di penjara, Patrialis lagi-lagi menjawab dengan sekenanya.
‘’Nanti saya tanya sama Gayus dehNantilah, kalau saya sudah ketemu, mungkin 10 tahun lagi, 15 tahun lagi,’’ kata Patrialis.Perihal dugaan Gayus melewati pintu khusus di Bandara Soekarno Hatta untuk melewati pemeriksaan imigrasi, Patrialis kembali mengatakan bahwa hal tersebut tidak penting untuk dibahas.
‘’Yang penting sekarang Gayus itu mafianya yang kita kejarMafianya yang perlu kita kejarKan Gayus mau membongkar, itu yang kita dukungIni masalah keluar negeri, masalah pintu masuk pintu keluar, itu bisa memakan energi kitaNanti energi kita bisa habis,’’ kata Patrialis(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jajaran Menteri Tak Terima Disebut Berbohong
Redaktur : Tim Redaksi