Niat Pelaku Balas Dendam

Senin, 06 Juni 2011 – 07:48 WIB

PALU - Motif penembakan sadis terhadap polisi di pos penjagaan BCA Cabang Palu, 25 Mei 2011 lalu, terungkapSalah satu penyebab aksi nekat tersebut adalah dendam lama

BACA JUGA: Gelapkan Rp96 Juta untuk Foya-foya dengan PSK

Seorang pelaku, Harianto, mengaku pernah menjadi korban pelakuan kasar oknum polisi.

Pengakuan itu terungkap dalam video amatir sesaat setelah Harianto ditangkap di Palolo, Kabupaten Sigi
Dalam video berdurasi sekitar tujuh menit itu terlihat pelaku berada di tahanan dan hanya mengenakan celana dalam

BACA JUGA: Dibekuk setelah Setahun Edarkan Upal

Harianto mengaku menjadi korban tabrakan oknum polisi pada 20 Januari 2007 di Jalan Kebun Kopi
Saat dimintai pertanggungjawaban, oknum polisi tersebut menolak

BACA JUGA: Enam Napi LP Tangerang Kabur



"Saya dendam sama polisi Pak karena saya pernah ditabrak sampai patah tulangBapak lihat sendiri ini bekas patah," ujarnya dalam video tersebutHarianto juga pernah melihat tetangganya ditabrak oleh oknum polisi, tapi hanya dibiarkan"Saya dendam, PakHanya ingin balas dendam sama polisi," ungkapnya saat diinterogasi polisiTetangga itu, kata Harianto, merupakan orang yang dituakan di kalangannya

"Dia orang tua kami, PakWalaupun Bapak tembak saya, nanti teman-teman kami yang akan membalasJumlah kami banyak, Pak," ucapnya sembari memberi ancaman karena memiliki teman banyak dari Sabang sampai Merauke"Saya yakin saja, pasti teman-teman saya akan membalasnya," imbuhnya.

Sebelumnya, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana mengatakan, aksi penembakan terhadap polisi di BCA adalah kegiatan terorisme"Kelompok tersebut adalah jaringan baru yang juga merupakan kelompok sisa-sisa eks Poso," ujarnya

Sementara itu, tewasnya dua eksekutor polisi di BCA Cabang Palu, sempat menjadi tanda tanya pihak keluargaAdalah Farid, kakak salah satu korban bernama Fauzan, di sela-sela pemakaman di rumah duka Desa Pombewe, kemarin (5/6), mengaku tidak yakin adiknya tewas saat terjadi baku tembak di Poso.

Pengakuan Farid didasari setelah melihat beberapa luka lebam kebiru-biruan di bagian muka dan mata di jenazahFarid menduga Fauzan ditangkap hidup-hidup setelah itu dihabisi"Tidak yakin saya," ucapnya kemarin (5/6).

Farid sendiri mengaku mendapatkan kabar dari kakaknya yang juga polisi yang bertugas di Kabupaten Poso bahwa Fauzan sudah tertangkap dan selamat"Saya memang sempat ditelepon kakak saya, bahwa adik saya yang diburu polisi ke Poso sudah tertangkap dan keadaannya sehat, tidak meninggal," ujarnya.

Saat kembali ke rumah sekitar pukul 13.00, kata Farid, dia kaget ketika menonton salah satu siaran televisi mengabarkan bahwa adiknya tewas ditembak polisi bersama seorang temannya"Saya nonton tete dikabarkan sudah tewas," tuturnyaMenurut Farid, pihak keluarga pasrah saja dengan kejadian itu, karena tidak mungkin dapat melawan hukum"Kami ini orang kecil apa yang bisa kami perbuat untuk keadilanHukum sudah katakan begitu yah begitu sudah, kita terima apa adanya sudah," ujarnya

Secara terpisah Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana, mengatakan kedua DPO tewas tertembak setelah sempat terjadi kontak senjata dengan tim gabungan yang melakukan pengejaran"Saat akan ditangkap kedua DPO melakukan perlawanan sehingga terjadi kontak senjataKeduanya akhirnya ditembak hingga meninggal oleh anggota yang melakukan pengejaran," jelasnya(ron/jpnn/c2/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berbuat Mesum, Nenek Digerebek Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler