Nilai UN Harus Perhitungkan Rata-rata Daerah

Senin, 20 Juni 2011 – 19:23 WIB

JAKARTA—Penentuan nilai ujian nasional (UN) saat ini dinilai menggunakan rumus yang keliru, yang mengakibatkan kerugian dan membebani anak didikPengamat pendidikan, Arief Rahman menyarankan agar digunakan saja rumus standar norma

BACA JUGA: Pecat Guru yang Terlibat Contek Massal!

Menurutnya, standar norma merupakan satu-satunya standar yang bisa diterapkan di dalam pelaksanaan UN.

Dijelaskan Arif, rumus standar norma adalah nilai mentah dikurangi rata-rata daerah dan kemudian dibagi standar deviasi
“Dari rumus ini, maka dirasakan akan lebih adil bagi siswa

BACA JUGA: Aturan Penggunaan Dana BOS untuk Honorer Dinilai Kaku

Karena di dalam rumus ini, nilai rata-rata daerah diperhitungkan
Selama ini kan tidak, padahal kondisi di masing-masing daerah itu berbeda-beda,” terang Arif di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Senin (20/6).

Dijelaskan, hingga saat ini pemerintah cenderung menggunakan rumus standar mutlak

BACA JUGA: Hasil Unas SD Hari Ini Diumumkan di Sekolah

Artinya, lanjut Arief, pemerintah hanya menggunakan  nilai minimal kelulusan yang diterapkan di seluruh daerah“Kalau penetapan nilai minimal dari Sabang sampai Merauke itu disamakan, itu namanya bukan ujian, tapi pemetaanTetapi kalau standar norma, nilai kelulusan ditentukan oleh kekuatannya masing-masing anak didik dan daerah,” tukasnya.

Pembobotan nilai UN dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang masing-masing sebesar 60: 40 juga dinilai keliruSeharusnya, terang Arief, justru UAS lah yang harus diberi bobot 60 persen, dan UN sebesar 40 persen“Sebenarnya, pelaksanaan UN-nya sudah bagus, itu kan evaluasiMasa ada sekolah tidak pakai evaluasiTetapi, standar mutlak itu kan menurut saya memang rumus keliruItu kebijakan yang sudah keliru dengan prinsip pendidikan,” imbuh Arief.

Arief mengharapkan adanya perbaikan manajemen pendidikanPendidikan, katanya, harus bisa memperhitungkan potensi anak-anak yang bisa menjamin kehidupan sejahtera, memiliki prinsip-prinsip kehidupan, keagamaan, filosofi yang benar dan kemampuan berkomunikasi(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuh Merasa Kasus Contek Massal Dipolitisir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler