Pecat Guru yang Terlibat Contek Massal!

Senin, 20 Juni 2011 – 18:58 WIB

JAKARTA—Pengamat pendidikan, Arief Rahman mengimbau Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) untuk bertindak tegas  terhadap oknum guru yang terlibat aksi contek massal yang terjadi di SDN 2 Gadel, Surabaya, Jawa Timur dan SDN 06 Pesanggerahan, Jakarta SelatanDia menyarankan agar guru yang terlibat langsung dipecat.

“Kemdiknas harus tegas dalam menangani masalah ini

BACA JUGA: Aturan Penggunaan Dana BOS untuk Honorer Dinilai Kaku

Pandangan saya,sebaiknya  gurunya dipecat dulu lah
Guru ini sudah merusak karakter siswa,” ungkap Arief ketika ditemui di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Senin (20/6).

Menurutnya, definisi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk melakukan proses pembelajaran dan mengembangkan potensi anak

BACA JUGA: Hasil Unas SD Hari Ini Diumumkan di Sekolah

Arahnya agar anak memiliki potensi spiritual, pengendalian diri, cerdas, bertanggungjawab dan demokratis
“Tapi dalam kondisi ini, anak didik justru diajarkan untuk tidak mengenali dirinya, yakni menentang kebenaran dengan menyuruh satu anak menyebarkan jawaban

BACA JUGA: Nuh Merasa Kasus Contek Massal Dipolitisir

Wajar kalau anak  itu merasa tidak tenang, karena bertentangan dengan hati dan moral dia,”  jelasnya.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO ini mengungkapkan, pemikiran tenaga didik atau guru saat ini sudah banyak yang keliruLantas, bagaimana cara untuk mengembalikannya? Arif mengatakan, harus ada pencerahan terhadap para guruYakni harus ditanamkan pemikiran bahwa pendidikan itu harus menghormati kekuatan anak sesuai dengan kekuatan masing-masing.

“Kasus menyontek massal ini hikmahnya luar biasaBahkan, saya juga mendukung agar sampai digiring ke pengadilanKarena saya paham sekali, di dalam masalah ini  sini yang meneror itu pemda dan kepala dinas pendidikannyaSaya juga sudah sampaikan kepada Mendiknas, untuk segera instruksikan pecat semuaJangan dibiarkan seperti itu,” tandasnya.

Namun jika adanya dugaan bahwa guru berada di bawah tekanan pemerintah daerah dan  kepala dinas pendidikan, Arif menegaskan itu bukan alasan bagi guru untuk melakukan pelanggaranSeharusnya, lanjut Arif, guru jauh lebih cerdas dan mengetahui mana yang benar dan salah“Jadi, jangan ada alasan kalau guru-guru di bawah tekanan kepala dinas dan pemda dan takut kehilangan pekerjaanGuru kan tahu itu salahGuru itu seharusnya bisa mempertahankan kebenaranJika merasa dirinya benar ya lakukan yang benar.  Memangnya guru-guru itu tidak bisa melawan? Kalau guru malah menyuruh menyontek, itu sudah jelek banget,” tukasnya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Siami Bukan Peraih Nilai UN Terbaik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler