JAKARTA—Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh keberatan jika penerapan resource sharing atau berbagi sumber daya bidang pendidikan nasional diartikan sebagai bentuk pengiritan anggaran di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas).
“Resource sharing yang kami terapkan saat ini tidak selalu identik dengan efisiensi atau pengiritan anggaranTetapi, yang kami maksudkan adalah ketepatan dalam pemanfaatan anggaran,” tegasnya ketika ditemui usai acara penutupan Rembuk Pendidikan Nasional di 2011 di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdiknas, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Jumat (18/3).
Mantan Menkominfo ini menjelaskan, sejak dulu aturan atau tata kelola sumber daya manusia di bidang pendidikan bisa dikatakan sangat rigid atau kaku
BACA JUGA: Sanksi Finansial Memberatkan Daerah
Menurutnya, hal ini justru tidak dapat saling memberikan keuntungan atau melengkapi antar satu bidang dengan bidang lainnya.Dicontohkan, di dalam proses peningkatan angka partisipasi kasar (APK), ternyata ditemukan banyaknya siswa yang harus bersekolah di sekolah terbuka, kejar paker A,B dan C di tempat yang kurang memadai karena terbatasnya fasilitas yang tersedia
Nuh menegaskan, penerapan resource sharing ini berlaku untuk semua jenjang pendidikan di Indonesia
BACA JUGA: Akui Guru RSBI Tak Profesional, Kemdiknas Salahkan PT
“Kita mengakui jika penggunaan anggaran akan lebih hematBACA JUGA: Terbitkan Aturan Perlancar Penyaluran BOS
Yakni, pelatihan dan pengembangan kualitas guru atau sertifikasi guru. Dengan begitu, mutu pendidikan pun akan dapat semakin ditingkatkanHasilnya, dananya pun akan tepat guna,” paparnya.Di tempat yang sama, Rektor Universitas Indonesia, Rusliwa Gumilar Soemantri sependapat dengan wacana penerapan resource sharing tersebutUntuk kalangan PTN sendiri, Gumilar menilai memang sudah seharusnya dosen itu berstatus PNS yang wajib membantu perguruan tinggi negeri lain apabila diperlukan“Dosen atau tenaga pendidik yang berstatus PNS kan dibayar oleh negara, jadi mereka harus bisa sharing ke yang lain,” ucapnya.
Resource sharing tersebut juga dapat diterapkan dalam hal pengembangan sistem kuliah umum agar masyarakat bisa kuliah dengan gratis“Kami sudah menerapkan kuliah umum iniSeperti di kelas Sosiologi, kapasitasnya 60 tempat duduk namun mahasiswanya hanya 40 orangKami lalu umumkan di internet dan siapa yang cepat mendaftar bisa mengikuti kuliah tersebut tanpa membayar,” ungkapnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa asal Malang Belum Berniat Pulang
Redaktur : Tim Redaksi