Nuh Perintahkan Verifikasi Ulang Nilai UN

Kemdiknas Buka Posko Pengaduan Nilai Nol

Rabu, 18 Mei 2011 – 19:08 WIB
Luapan Kelulusan: Berbagai macam cara dilakukan oleh siswa-siswi untuk meluapkan kelulusan. Foto: Suwarjono/Kendaripos/JPNN

JAKARTA—Banyaknya kasus nilai Ujian Nasional (UN) siswa yang tidak keluar alias mendapat nilai nol, mengundang reaksi Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M NuhDia menilai, kasus seperti ini sangat merugikan siswa yang bersangkutan.

Karenanya, Nuh meminta kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan verifikasi terhadap seluruh nilai UN siswa.

“Kami sudah mendengar mengenai kasus nilai UN yang tidak keluar tersebut, sehingga nilai UN siswa nol

BACA JUGA: RUU Pendidikan PT Disebut Hanya Ganti Baju

Nampaknya, hal ini disebabkan karena adanya data nilai siswa yang terselip saat proses pengiriman nilai dari sekolah ke dinas di kabupaten/kota,” ungkap Nuh di Jakarta, Rabu (18/5).

Dilakukannya verifikasi ulang ini, lanjut Nuh, lantaran pemerintah punya prinsip tidak ingin merugikan siswa pada pelaksanaan UN
Terlebih UN saat ini melibatkan pihak sekolah dengan memberikan bobot 40 persen di dalam nilai kelulusan siswa

BACA JUGA: DPD Duga Rp37 Miliar Dana UN Dikorup



“Verifikasi ulang ini, dapat dilakukan dengan melihat kembali berkas acara UN dan kemudian mencari tahu dimana anak itu bersekolah
Atau mungkin saja anak tersebut salah saat mengisi atau menghitamkan lembar jawaban

BACA JUGA: Paling Banyak Siswa IPS Tidak Lulus

Itu semua sangat mungkin, maka  itu, pemerintah daerah wajib verifikasi,” tegasnya.

Berdasarkan data yang diperoleh hingga Rabu (18/5), sekolah-sekolah yang siswanya memperoleh nilai nol atau nilai UN-nya tidak keluar, antara lain SMA Negeri 78 Jakarta (1 orang), SMA di daerah Air Batu, Asahan Sumatera Utara (1 orang), SMK Almaksum Sidodadi (1 orang), SMK Meranti, SMK PGRI 11 Kisaran (1 orang), SMK SPPN Rawang ( 1 orang), MA Alwashliyah Pasar Lembu Air Joman (1 orang), MA Nurul Ikhlas Sei Sepayang (3 orang), MA Al Islam (1 orang), MA daerah Air Batu (2 orang), di Temanggung (11 siswa), dan Medan (19 siswa).

Mantan Menkominfo ini menambahkan, pihaknya juga telah meminta  Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdiknas untuk membuka posko pengaduan untuk kasus ini“Tentunya semua laporan harus disertai buktiKarena kami tidak mungkin akan percaya begitu saja, tanpa adanya bukti-bukti konkrit dari pihak sekolah, siswa maupun daerah,” tandasnya(cha/esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hutan Akademik, Mekar dan Rimbunlah Ebonyku


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler