Nunun Dibantarkan, Ketua KPK Marah Besar

Minggu, 25 Desember 2011 – 07:23 WIB

JAKARTA – Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap cek perjalanan untuk pemenangan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Miranda Goeltom kembali menikmati kasur nyamanPasalnya, sosialita pecinta tas mewah Hermes itu sejak Jumat (23/12) sore lalu ternyata sudah dirawat di kamar VIP RS Abdi Waluyo jalan Cokroaminoto Menteng, Jakarta.

Wamenkum HAM Denny Indrayana kepada wartawan mengatakan bahwa istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu telah dilarikan ke RS Abdi Waluyo sejak Jumat (23/12) sore sekitar pukul 17.00

BACA JUGA: Kesejahteraan Prajurit Minim, Jadi Broker Imigran

Bahkan menurut laporan yang didapatnya dari Kepala Rutan Pondok Bambu Herlina Chandrawati, awalnya pihak KPK mengebon Nunun untuk berobat ke RS MMC Jalan Rasuna Said, namun ternyata dalam pelaksanaannya itu semua diralat dan dibawa ke RS Abdi Waluyo


Namun saat dibungi Jawa Pos sore kemarin, Ketua KPK Abraham Samad begitu meradang dengan pembantaran Nunun untuk kedua kalinya setelah tertangkap ini

BACA JUGA: Tiga Pendemo Tewas di NTB, Bukti Kegagalan Polisi

"Sampai sekarang saya tidak tahu tentang pembantaran Nunun,” kata Abraham kepada Jawa Pos dengan nada tegas


Apalagi saat disinggung tentang para penyidik KPK yang menjemput Nunun lalu merubah lokasi rumah sakit dari RS MMC ke Abdi Waluyo seperti yang dikatatan Wamenkum HAM Denny

BACA JUGA: Anas Janji Akan Pelajari Audit Forensik

Sekali lagi, Abraham dengan tegas mengatakan bahwa hingga kemarin, para pimpinan KPK tidak ada yang mengeluarkan izin pembantaran untuk NununDia pun mengaku kaget dengan kabar bahwa penyidik KPK telah mengizinkan untuk membantarkan Nunun

”Kami (pimpinan) tidak pernah mengeluarkannyaKalau pun kami mengeluarkan (izin pembantaran) yang bersangkutan harus dalam kondisi sekarat atau sudah pingsan berkali-kaliKalau dalam kondisi biasa-biasa saja, saya tidak mungkin akan mengeluarkan pembantaran,” kata pria asal Makasar itu

Nah, karena itulah, Abraham mengaku akan segera meminta informasi dari penyidik di lapangan terkait kondisi NununDia ingin mengetahui apakah Nunun benar-benar sakit parah dan layak untuk dilarikan ke rumah sakit atau hanya menderita sakit biasa

Menurutnya, apabila nanti ternyata Nunun hanya menderita sakit biasa, maka dia berjanji akan secepatnya mengembalikan Nunun ke rumah tahananTapi kalau memang kondisinya sekarat dan sakit parah, maka dia akan mempertimbangkan lebih lanjut apakah dia layak di rawat atau tidak

Lebih lanjut pria yang dikenal sebagai aktivis antikorupsi itu menjelaskan bahwa, pembatantaran seorang tahanan KPK memang harus seizin dari petugas atau penyidik KPKNamun penyidik KPK juga harus melaporkannya kepada para pimpinan dan para pimpinanlah yang memutuskan apakah seorang tahanan itu bisa dibantarkan atau tidak

Tapi sekali lagi, untuk kasus Nunun itu dia mengatakan bahwa hingga sore kemarin para pimpinan KPK sama sekali tidak diberi laporan oleh para penyidi tentang pembantaran NununApakah dengan begitu penyidik KPK sudah menyalahi aturan dengan membantarkan Nunun? ”Kalau memang mereka tidak melaporkan kepada kami mereka salah,” tuturnya dengan nada tinggi

Namun saat disinggung apakah pihaknya akan memberi sangsi kepada para penyidik yang telah dengan mudah memberikan izin untuk Nunun, Abraham mengaku akan menindak siapapun pihak yang terbukti bersalahNamun untuk kasus ini pihaknya lebih memilih untuk mengumpulkan informasi dan meminta data dari para penyidik di lapangan

Seperti yang diketahui, para tahanan KPK ditahan dengan batasan masa tahanan 20 hari, dan dapat diperpanjangNah, apabila KPK memutuskan untuk membantarkan yang bersangkutan seorang tahanannya, maka selama masa pembantaran itu, tidak memotong masa tahananTapi akibatnya, proses penyidikan untuk melengkapi berkas menjadi tertunda.

Sebelumnya Nunun selama sekitar satu pekan pernah dirawat di RS Polri Kramat JatiKarena kondisinya sudah membaik, maka perempuan yang ditangkap oleh aparat Thailand 7 Desember lalu itu dikembalikan ke Rutan Klas I Khusus Wanita Pondok Bambu

Hingga sore kemarin, Karutan Pondok Bambu Herlina Chandrawati belum bisa dikonfirmasi tentang pembantaran NununPonsel yang dihubungi tidak diangkat begitu juga pesan singkat yang dikirim juga tidak diresponnya

Sementara itu berdasarkan pantuan Jawa Pos di RS Abdi Waluyo beberapa keluarga Nunun sempat keluar masuk di rumah sakit tersebutBeberapa dari mereka terlihat keluar dan masuk menggunakan beberapa mobil Toyota Kijang Innova berwarna hitam dengan plat nomor B 289 RFDNamun saat dicegat wartawan, para keluarga itu tidak mau berkomentar apapun

Bahkan pihak rumah sakit pun terkesan menutupi tentang dirawatnya NununBeberapa resepsionis mengaku tidak memiliki daftar pasien dengan nama NununHanya Ina Rachman, kuasa hukum Nunun membenarkan bahwa kliennya kini sedang dirawat”Ibu masih dirawat, tapi kondisinya saya belum tahuCoba saja tanya ke dokter,” kata Ina saat dihubungi wartawan kemarin

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Nunun dirawat di salah satu kamar VIP di rumah sakit tersebut”Dia dikamar lantai 2 ruangan K 204Tadi ada beberapa keluarga yang keluar masuk ke sanaKamar itu juga dijaga polisi bahkan ada juga tentara menggunakan baret hijau,” kata seorang petugas yang tidak mau disebutkan namanya.

Kamar 204 merupakan salah satu kamar terbaik yang dimiliki RS Abdi WaluyoSelain berukuran lebar, dalam kamar tersebut terdapat beberapa fasilitas yang memanjakan para pasien dan keluarga yang menungguMisalnya AC, televisi berukuran 21 inch, lemari es, sofa khusus untuk tamu, kamar mandi dalam dan lain sebagainya”Sehari tarifnya Rp 1,5 juta,” katanya

RS Abdi Waluyo nampaknya memang menjadi salah satu jujugan untuk para koruptor yang ditahan di rutan dengan alasan sakitPasalnya pada 27 Januari silam salah satu terpidana korupsi Sjahril Djohan juga sempat dirawat di sana setelah mendapat izin dari pihak Lapas Klas I CipinangSaat itu Sjahril dirawat di kamar 201 yang juga tidak kalah mewah dengan kamar Nunun(kuh/dim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Anas Sebut Nazar Mengarang dan Berbohong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler