jpnn.com, BALIKPAPAN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar islamic banking (IB) di Balikpapan untuk mempercepat penetrasi perbankan syariah di Kalimantan Timur.
Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Pusat Sarjito mengatakan, potensi produk syariah di Indonesia atau Kaltim sangat tinggi.
BACA JUGA: Undang-Undang Fintech Belum Urgen
Di sana, penduduk beragama Islam sekitar 85 persen. Artinya pangsa syariah di daerah ini bisa lebih berkembang.
Menurutnya, potensi ini harus dimanfaatkan produk lokal. Jangan sampai justru asing yang masuk.
BACA JUGA: BNI Syariah Gandeng Dukcapil
Namun, pihaknya memang butuh sosialisasi dan mendorong pemahaman masyarakat.
“Saat ini pangsa syariah memang masih kecil. Akan tetapi, pertumbuhannya tiap tahun selalu naik,” ucap Sarjito,Jumat (5/4).
BACA JUGA: 82 Persen Masyarakat Indonesia Pergi Tanpa Bawa Uang Tunai
Dia meyakini produk syariah tinggal menunggu waktu untuk dikenal. Pasalnya, mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam.
“Saat ini perbankan syariah terus berbenah. Apalagi, sudah jelas dalam agama Islam, bank konvensional itu mengandung unsur riba,” ujar Sarjito.
Kepala Perwakilan OJK Kaltim Dwi Ariyanto mengatakan, pertumbuhan perbankan syariah di Kaltim sejauh ini masih baik.
Dari data yang dia sampaikan, mulai aset pada Februari 2019 tumbuh sebesar 30,73 persen (year on year/yoy) atau senilai Rp 7,34 triliun.
Jumlah tersebut lebih baik dari pertumbuhan nasional, yakni 13,04 persen.
Sementara itu, kredit tumbuh 10,16 persen (yoy) atau Rp 4,81 triliun. Dana pihak ketiga sebesar Rp 7,13 triliun atau tumbuh di posisi 31,47 persen (yoy).
Angka itu lebih baik dari angka nasional, yakni 12,88 persen.
“Meski tumbuh, pangsa perbankan syariah ini masih kecil dibanding konvensional. Share aset hanya 6,76 persen, kredit 6,41 persen, dan DPK 7,16 persen,” ujar Dwi. (aji/ndu/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lindungi Konstituen dari Investasi Bodong, Misbakhun Ajak OJK Blusukan di Kampus
Redaktur : Tim Redaksi