jpnn.com, SENTANI - Ondoafi dari Tanah Tabi, Yanto Eluay memastikan masyarakat adat Papua mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut kasus dugaan korupsi yang menyeret Lukas Enembe.
“Untuk saat ini saya boleh katakan seluruh komunitas masyarakat adat Papua mendukung penegakan hukum terhadap siapa pun dia, yang terindikasi melakukan penyelewengan terhadap keuangan negara," kata Yanto Eluay dikutip dari Antara, Rabu (19/10).
BACA JUGA: MAKI akan Menggugat KPK terkait Kasus Lukas Enembe, Alexander Merespons Begini
Menurut dia, dukungan itu untuk mengungkap penyalahgunaan dana Otsus Papua yang dilakukan oleh para pejabat Papua.
Selain dukungan kepada KPK, Yanto juga berharap pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap pelayanan masyarakat, yang saat ini terkendala akibat sakitnya Lukas Enembe.
BACA JUGA: Lukas Enembe Tersangka di KPK, Tokoh Adat Papua Sampaikan Permintaan Serius
"Masyarakat Papua sangat membutuhkan pelayanan pemerintah," ujarnya pula.
Dia berharap pemerintah pusat dapat menunjuk penjabat untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan publik. Sehingga Lukas Enembe dapat fokus memulihkan kesehatan untuk menghadapi pemeriksaan KPK.
BACA JUGA: Tokoh Adat Papua Dukung KPK Periksa Lukas Enembe
"Saat ini Lukas Enembe sudah menjadi tersangka, beliau sedang sakit yang cukup berkepanjangan, saya kira pemerintah pusat sudah bisa mengambil langkah-langkah demi pelayanan kepada publik,’’ ujarnya pula.
Yanto juga mengomentari soal pengukuhan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua oleh Dewan Adat Papua (DAP).
Dia menilai tindakan DAP itu telah merusak tatanan adat. Yanto menyebut, pengukuhan atau pengangkatan telah mencoreng wibawa masyarakat Papua.
"Saya sendiri juga selaku tokoh adat ingin sampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh Dewan Adat Papua terkait pengukuhan Lukas Enembe sebagai kepala suku besar bagi tujuh wilayah adat merupakan suatu tindakan yang melecehkan dan merusak tatanan," katanya.
Yanto menjelaskan pengangkatan seorang menjadi kepala Suku Besar Papua harus punya kriteria tertentu, seperti memiliki silsilah atau garis keturunan kepala suku.
“Seorang pemimpin itu harus menjadi panutan. Segala perilakunya menjadi teladan. Kalau moralitasnya, perilakunya kurang baik, bagaimana bisa menjadi pimpinan adat dan menjadi panutan bagi masyarakat adat yang dipimpinnya,” kata Yanto. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Lukas Enembe, KPK Panggil Sekda Papua
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan