Partai Buruh yang beroposisi di Australia mengumumkan rencana jika terpilih dalam pemilu tahun 2020, akan memberlakukan harga sebungkus rokok berisi 25 batang akan dipatok sebesar  $ 40 (sekitar Rp 400 ribu).

Menurut Partai Buruh, kenaikan harga rokok ini menjadi bagian dari peningkatan berkala yang dikenakan terhadap pajak rokok yang akan dilakukan setelah tahun 2017.

BACA JUGA: Sopir Taksi di New South Wales Minta Kompensasi Jika Uber Dilegalkan

Partai Buruh yang saat ini menjadi pihak oposisi di Australia mengatakan kebijakana tersebut akan menghemat $ 50 miliar dalam jangka menengah, dan meningkatkan dua kali lipat mereka yang akan berhenti merokok.

"Dana itu akan digunakan selain untuk konsolidasi anggaran juga akan digunakan bagi inisiatif kesehatan penting." kata juru bicara Partai Buruh di bidang kesehatan Catherine King.

BACA JUGA: Kelompok Ekstrimis di Australia Berusaha Rekrut Remaja 14 Tahun

King menyadari bahwa para perokok berat sekarang ini adalah mereka yang paling miskin dalam masyarakat Australia, sehinggga mereka juga berjanji untuk memiliki kebijakan bagaimana mencegah dan mengatasi masalah kecanduan merokok.

"Kami ingin orang berhenti, kami menginginkan lebih banyak orang berhenti merokok, kami ingin lebih banyak orang yang berada dalam situasi sulit untuk juga berhenti, karena kita semua tahu merokok membunuh orang."

BACA JUGA: Pasien Terdampak Alkohol Lebih Merepotkan di UGD

"Kami akan membuat pengumuman lebih lanjut soal bagaimana kami membantu warga, terutama di kalangan warga yang sulit untuk berhenti merokok."

Pemimpin Partai Buruh Bill Shorten mengatakan kebijakan ini akan menjadi 'pembeda yang nyata' antara pemerintah sekarang dengan Partai Buruh.

"Partai Buruh ingin mengurangi jumlah orang yang merokok, Partai Liberal pimpinan Malcolm Turnbull ingin meningkatkan GST (Pajak Pertambahan Nilai Barang), dan juga biaya hidup lain seperti uang sekolah, ke dokter dan juga membeli makanan segar."

Pemerintah sudah berulang kali mengatakan tidak berencana menaikkan GST (10 persen saat dari nilai barang yang dibeli), dan mengatakan mereka sedang mengkaji sistem perpajakan dengan semua opsi sedang dipertimbangkan.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Pulau Ini Kambing Justru Menjadi Hama

Berita Terkait