BACA JUGA: Pro-Pemerintah Yaman Serang Oposisi
Kemarin (17/3), pasukan pemerintah dilaporkan menduduki hampir seluruh rumah sakit dan klinik medis di BahrainSehari setelah bentrok berdarah di Pearl Square, para serdadu dan personel kepolisian Bahrain masih tetap bersiaga di ibu kota
BACA JUGA: Sidang Ulang Kasus Sumiati, Bisa Saja Putusan Lebih Berat
Mereka terus berpatroli untuk memastikan warga mematuhi jam malam yang berlaku mulai pukul 16.00 sampai 04.00 waktu setempatBukan hanya berpatroli, aparat keamanan pun menculik sejumlah aktivis prodemokrasi yang lantang menentang dominasi Raja Hamad ibn Isa Al Khalifa dan klannya
BACA JUGA: Belum Ada Tuntutan dari Perompak Somalia
Kepada Associated Press, Komunitas Pemuda Bahrain Pembela HAM melaporkan bahwa tujuh aktivisnya hilangMereka menuding pasukan pemerintah melakukan penculikan menjelang fajar.Dua aktivis yang raib kemarin pagi adalah Hassan Mushaima dan Abdul Jalil al-SangaeceBersama sekitar 23 aktivis Syiah lainnya, mereka berdua sempat dimejahijaukan karena dituding hendak menggulingkan pemerintahBulan lalu, pemerintah sengaja menghapuskan kasus tersebut untuk meredam gejolak massaMaklum, saat itu, para pemuda Syiah tengah gigih menyerukan revolusi.
Selain Mushaima dan Sangaece, beberapa aktivis senior Syiah lainnya juga diculikDiantaranya, Abdul Wahad Hussein, Hassan Hadad dan Abdul Jalil KhalilDua tokoh Syiah yang juga politisi juga dilaporkan raibKeduanya adalah Abdul Hadi al-Mokhdar dari Partai Wafa dan Saeed al Nouri dari Partai HaqKini, keberadaan tujuh aktivis Syiah itu masih belum diketahui.
Namun, bukan hanya aktivis Syiah yang menjadi incaran pasukan pro pemerintahSeorang simpatisan Syiah yang menjabat sebagai pemimpin kelompok Sunni liberal pun ikut diculikDia adalah Ibrahim Sharif yang dijemput paksa dari rumahnya kemarin pagi"Saya melihat beberapa pria mengacungkan senapan mesin ke arah suami saya dan berkata, "Kami pasukan pemerintah!" kata Farida Guhlam.
Terpisah, pasukan keamanan menyemprotkan gas air mata ke arah sekumpulan pemuda yang nekat menggelar unjuk rasaPadahal, sejak mendeklarasikan status negara darurat Selasa lalu (15/3), pemerintah sudah melarang segala macam aksi unjuk rasa"Aparat membubarkan belasan pemuda yang berunjuk rasa di kawasan Jidhafs dengan gas air mata," kata seorang saksi mata.
Aksi pembungkaman oposisi dengan menculik sejumlah aktivis itu, jelas membuat PBB geramApalagi, mulai kemarin pagi, pasukan pemerintah menduduki hampir seluruh rumah sakit dan klinik kesehatan di ibu kota"Kami menjadi tawananKami tidak bisa meninggalkan tempat iniTapi, mereka yang membutuhkan bantuan kami dilarang masuk," keluh Nihad el-Shirawi, dokter yang berjaga di UGD.
Lewat surat resminya, PBB mengecam strategi yang diterapkan pasukan pemerintah dengan menguasai rumah sakit dan klinik medis tersebut"Benar-benar ilegal dan tidak bisa diterima," tulis lembaga yang dipimpin Ban Ki-moon itu sebagaimana dilansir Agence France-PresseDari Kota Brussels, Belgia, Uni Eropa (UE) dan NATO menyerukan kepada Raja Hamad dan kroninya untuk menyelesaikan krisis yang ada lewat dialog(hep/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertemuan Kamboja-Thailand Diagendakan Ulang
Redaktur : Tim Redaksi