Hanya saja, kendati sudah sempat merancang tanggal pertemuan antara kedua belah pihak tersebut, menjelang akhir bulan ini, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan agenda itu harus diundur dan masih dirancang ulang kembali
BACA JUGA: Resolusi PBB atas Libya, Indonesia Harus Ikut
"Ya, memang sebelumnya kita sudah sempat agendakan tanggal 24-25 Maret ini untuk pertemuan ituBACA JUGA: Tambah Energi, Indonesia Pertimbangkan Permintaan Jepang
Kita masih sedang kelola itu sekarang," ungkap Juru Bicara Kemlu, Michael Tene, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (18/3).Michael sendiri tidak berani memastikan, kira-kira kapan agenda baru untuk pertemuan tersebut disiapkan
BACA JUGA: Indonesia Belum Pastikan akan Ikut Himbau Eksodus
"Itu memang salah satu tanggal yang kita usulkanTapi seperti saya sebut tadi, masih kita kelola, karena masih menunggu konfirmasi dari para pihak," ujarnya.Adanya kabar bahwa salah satu pihak bisa jadi tidak akan melibatkan Menteri Pertahanan (Menhan)-nya dalam pertemuan itu, Michael pun mengaku tak hendak berspekulasiYang jelas menurutnya, jika pertemuan - atau bagian dari pertemuan - itu adalah di level Defense Ministers, maka mau tak mau memang harus diikuti oleh pejabat Menhan pihak-pihak yang terlibatSedangkan kalau di tingkat senior officials, memang tidak mesti diikuti oleh Menhan yang bersangkutan.
Seperti diketahui pula, Indonesia sendiri sudah disepakati dan diputuskan akan menjadi observer (pemantau) dengan mengirim tim ke perbatasan kedua negara, sembari berlanjutnya proses perundingan dan penyelesaian masalah secara damaiNamun, belum ada perkembangan terbaru soal pengiriman tim tersebut, meski sudah dipastikan struktur teknis maupun personilnya(ito/zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor, Tujuh Orang Tewas
Redaktur : Tim Redaksi