Optimis Ikan Indonesia Laku di ACFTA

Jumat, 12 Maret 2010 – 15:17 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. Foto : Dokumentasi Kementrian Kelautan dan Perikanan.
JAKARTA - Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) sudah menghadang Indonesia di depan mataBanyak kalangan pesimis Indonesia mampu bersaing dengan banjirnya barang impor

BACA JUGA: Siasati ACFTA dengan Agrinex

Namun Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, mengaku tetap optimis ACFTA tidak akan mempengaruhi sektor yang digawanginya.
      
Kepada wartawan di sela-sela pembukaan Agrinex 2010 di Jakarta Convention Center, Jumat (12/3), Fadel mengatakan, komoditi perikanan hingga saat ini masih menjadi komoditi yang sangat kompetitif
"Komoditi ini masih layak jual dan kompetitif

BACA JUGA: Diusulkan, BUMN Sektor Peternakan

Sekarang yang saya pikirkan bukan hanya bagaimana menjual keluar, tapi yang lebih difokuskan adalah bagaimana membenahi dulu yang didalam
Sekarang yang kita inginkan adalah bagaimana kita murah menjualnya keluar," kata Fadel.
      
Lebih lanjut mantan Gubernur Gorontalo itu mengatakan, bila dibandingkan dengan China yang saat ini menjadi negara penghasil dan negara pengekspor hasil kelautan terbesar didunia, Indonesia tidak kalah bersaing

BACA JUGA: Indonesia Mimpi Memberi Makan Dunia

Justru sebaliknya, Indonesia menjadi negara dengan potensi perikanan dan kelautan yang fantastis di dunia.
      
"Garis panjang pantai China hanya 32 ribu Km, sedangkan Indonesia  92 ribu KmLaut dangkal mereka hanya 42 juta hektar, kita punya ratusan juta hektarChina cuma punya 500 sungai, kita punya hampir jutaan sungai dan danauDari segi potensi, kita sangat kayaHanya tinggal bagaimana mengaturnya," kata Fadel.
      
Dituturkan Fadel, pihaknya telah melaporkan hambatan yang dihadapi di sektor perikanan dan kelautan Indonesia kepada Presiden dan Wakil Presiden sebagai upaya guna meningkatkan produksi sektor berbasis kerakyatan ini.
      
"Masalah kita yang utama adalah masih mahalnya pakan ternakIni segera kita carikan solusi agar pakan ternak bisa diproduksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeriSelain itu ada beberapa negara yang biaya ekspornya masih tinggi bahkan hingga 3,5 persen seperti China dan EropaKarena itu saya sudah sampaikan pada Presiden agar biaya tinggi itu bisa dihilangkan," jelas Fadel.
      
Selain itu, lanjut Fadel, pihaknya juga akan terus melakukan evaluasi atas berbagai regulasi pemerintah yang dinilai menghambat sektor ini"Kita juga melakukan evaluasi di perizinan untuk memudahkan investasiDulunya di kelautan izinnya panjang, sekarang sudah kita perpendek," katanya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sektor Pertanian Masih Jalan Sendiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler