jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar mengaku optimistis percepatan pembangunan daerah tertinggal memberikan dampak nyata terhadap kinerja perekonomian nasional. Dengan demikian, target pemerintah mengurangi angka Gini Ratio sebesar 0,05 persen menjadi 0,36 persen pada 2019 bakal tercapai.
Marwan mengatakan, selama ini kesejahteraan belum merata karena pembangunan hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sementara masyarakat yang ada di kawasan timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan belum menikmatinya. Padahal daerah tertinggal lebih banyak di kawasan Indonesia Timur.
BACA JUGA: Astaga... Korban Beras Plastik Malah Diintimidasi Polisi
Karena itu lewat pembangunan daerah tertinggal, katanya, pemerataan pembangunan diharapkan bisa terwujud secara baik. “Percepatan pembangunan daerah tertinggal harus menjadi prioritas terdepan dalam pembangunan nasional, untuk mempercepat terjadinya pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya, Jumat (22/5).
Marwan menambahkan, pemerintah lewat Kementerian DPDTT kata Marwan, akan mempercepat pembangunan infrastruktur terutama sarana transportasi dan energi untuk mendukung kelancaran kegiatan ekonomi di daerah tertinggal. Langkah itu dimungkinkan karena konsep pembangunan tidak lagi menggunakan paradigma infrastructure follow people (pembangunan infrastruktur mengikuti masyarakat) tapi people follow infrastructure (masyarakat mengikuti infrastruktur).
BACA JUGA: Kemenlu Pulangkan 49 Jemaah Umrah setelah Telantar di Jeddah
“Ini butuh keberanian melakukan terobosan agar ekonomi daerah tertinggal cepat bergerak, masyarakatnya bekerja dan berusaha. Sehingga dapat segera diwujudkan pemerataan kesejahteraan bagi penduduk di daerah tertinggal,” ujar Marwan.
Menteri kelahiran Pati, Jawa Tengah ini menjelaskan, daerah-daerah tertinggal memiliki banyak potensi untuk berkembang maju ekonominya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Cuma, katanya, masalahnya adalah dukungan infrastuktur yang sangat minim khususnya di bidang transportasi dan ketersediaan listrik. Karena itu dengan masifnya pembangunan infrastruktur pada tahun ini diharapkan berbagai hambatan dapat diatasi.
BACA JUGA: Pengedar Beras Plastik Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
“Banyak potensi sumber daya di daerah tertinggal yang bisa dikembangkan menjadi suatu usaha kreatif yang bisa menarik investor karena prospek bisnisnya bagus dan bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Inilah yang hendak dijembatani oleh pemerintah karena peran investor memang sangat penting untuk ikut membantu mengembangkan perekonomian daerah tertinggal,” ujar Marwan.
Menteri yang juga politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini optimistis percepatan pembangunan daerah tertinggal akan berdampak nyata terhadap pemerataan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi antar-wilayah di Indonesia.
“Pada tahun 2019 saya optimis pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal bisa mencapai rata-rata 7,5 persen. Kemudian angka kemiskinan bisa turun menjadi 12,5 persen dan indeks pembangunan manusia (IPM) nya mencapai 71,5 dan 80-an daerah tertinggal bisa lepas dari ketertinggalan dan berkembang menjadi daerah maju dan sejahtera,” ujar Marwan.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Status Mary Jane Digantung Filipina, Kesaksian Bakal Molor
Redaktur : Tim Redaksi