Pagi Membaik, Siang Ada Enam Sumbatan di Panggul

Rabu, 06 Januari 2010 – 02:49 WIB
KRONOLOGIS - Dirut RSCM Prof Akmal Taher (kiri), dokter keluarga Gus Dur, Umar Wahid, Ketua Tim Dokter Jusuf Misbach, serta Ketua Komite Medik RSCM Dr Bambang Hirmani, saat memberi keterangan kronologis kondisi Gus Dur pada detik-detik akhir di RSCM. Foto: Titik Andriyani/Jawa Pos.
Tujuh hari sudah KH Abdurrahman Wahid berpulangSelasa (5/1) kemarin, tim dokter yang merawatnya selama enam hari di RS Cipto Mangunkusumo pun membeberkan kondisi saat-saat terakhir Gus Dur

BACA JUGA: Bisa Eksis karena Mengelola dengan Hati

Seperti apa?

Laporan TITIK ANDRIYANI, Jakarta

TIM
dokter Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo atau biasa disebut RSCM yang merawat Gus Dur berjumlah 25 orang
Mereka terdiri atas ahli saraf (neurologi), kardiovaskuler, ginjal, penyakit dalam, maupun endokrin atau sistem kontrol kelenjar

BACA JUGA: Tak Peduli Hak Cipta, Ikhlas Bukunya Dibajak

Ketua tim dipegang oleh dr Jusuf Misbach SpS (K).

Dirut RSCM Akmal Taher membeberkan kronologis detik-detik terakhir sebelum Gus Dur meninggal
Dia mengungkapkan, Gus Dur dirawat di RSCM pada 25-30 Desember 2009

BACA JUGA: Ny Sinta Merasa Suaminya Hanya Pergi ke Luar Kota

Pada 25 Desember pukul 08.00 WIB, kata Akmal, pihaknya mendapat kabar dari Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Slamet Yuwono, bahwa Gus Dur akan dibawa ke RSCM lantaran kondisinya menurun.

"Keadaan umumnya lemah dan sudah waktunya cuci darahGus Dur sendiri rutin cuci darah tiga kali seminggu di RSCM," ungkapnyaApalagi, pihak keluarga juga sempat mengabarkan bahwa Gus Dur kekurangan cairan tubuh dan gula darahnya rendah.

Pada pukul 12.45 WIB, dari Surabaya, Gus Dur bersama rombongan tiba di RSCM dan langsung dibawa ke ruang hemodialisisDi ruang tersebut kondisi kesehatan Gus Dur diperiksa secara menyeluruhTujuannya, mengetahui apakah kondisinya layak untuk menjalani cuci darah atau tidakPada 13.30 WIB, Gus Dur bersiap menjalani cuci darahSelama persiapan, Gus Dur tetap bisa menerima tamu dan berkomunikasi dengan baikKetika itu, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dan Menkum HAM Patrialis Akbar sempat menjenguknya.

Setelah cuci darah pada pukul 18.00, Gus Dur pun dibawa ke kamar 116Saat itu kondisinya sudah stabilDi kamar itu kondisi Gus Dur sempat diobservasi, karena ada kemungkinan dilakukan tindakan ekstraksi atau cabut gigiSebab, sudah dua minggu gigi Gus Dur mengalami pembengkakan (abses).

Akmal menjelaskan, dua hari setelah itu (26-27 Desember) kondisi Gus Dur semakin membaikKarena itu, pada keesokan harinya, tim dokter memutuskan mencabut gigi geraham sebelah kanannya dengan anestesi lokalOperasi kecil itu dilakukan di ruang bedah"Supaya beliau dapat dipantau secara intensif dari waktu ke waktu," terang Akmal.

Senin (28/12), tim dokter melakukan tindakan ekstraksi gigi dengan anestesi lokal di ruang bedahKetika itu, kata Akmal, sempat terjadi episode penurunan denyut jantung, namun akhirnya tim dokter bisa mengatasinyaPukul 13.00 WIB, setelah menjalani operasi kecil, Gus Dur dibawa ke ruang intensive care unit (ICU) untuk dimonitor secara intensifSaat itu Gus Dur dalam kondisi sadar dan stabil.

Sehari setelah giginya dicabut (29/12), pukul 10.00 WIB, Gus Dur menjalani cuci darahTim dokter telah menyatakan kondisinya layak untuk menjalani cuci darah lagiSelesai menjalani cuci darah, dari ICU Gus Dur lantas dipindahkan kembali ke ruang rawat inap 116.

Keesokan harinya, Rabu (30/12), kondisi Gus Dur membaik dan tidak mengeluhkan apa-apa"Tidak ada keluhan apa-apa waktu itu," terang Akmal.

Namun nyatanya, pada pukul 11.30 WIB, Gus Dur tiba-tiba merasa kesakitan luar biasa di panggul kanannyaRasa sakit itu, menurut Gus Dur kepada dokter, terasa hingga tungkai dan kaki kananTak urung, tim dokter langsung melakukan pemeriksaan menyeluruhSaat itu diduga terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai kiri dan kanan.

Pada pukul 12.30, tim dokter memutuskan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG)Hasilnya, ditemukan enam sumbatan lokal pada pembuluh darah arteri panggul kanan dan panggul kiriAkhirnya, tim dokter memutuskan melakukan pemeriksaan angiografi, yaitu pemeriksaan invasif dan membutuhkan izin pasienApalagi, saat itu Gus Dur mengalami sesak napas.

Dia langsung dipindahkan lagi ke ICU pelayanan jantung terpadu RSCM untuk pemeriksaan angiografi koroner (kateterisasi jantung)Yaitu suatu prosedur sinar-X untuk memeriksa pembuluh darah arteri jantung (arteri koroner) dengan kamera khusus untuk melihat apakah pembuluh darah koroner mengalami penyempitan atau penyumbatan.

"Keluarga kami beri penjelasan mengenai kondisi beliau, dan (mereka) memberi persetujuan tertulis untuk dilakukan angiografi," jelas AkmalPukul 14.22 WIB, tim dokter memberi laporan kepada Menkes ihwal kondisi terakhir Gus DurMenkes meminta tim dokter melakukan tindakan medis yang diperlukan dengan sebaik mungkin"Kami diminta memberi laporan ke Menkes dari waktu ke waktu," imbuhnya.

Pada pukul 14.40 hingga 15.08, tim dokter melakukan pemeriksaan kardiografiDari pemeriksaan itu ditemukan adanya sumbatan besar dari pembuluh darah besar utama aorta, hingga aorta dan arteri panggul kiri dan kananDi daerah aorta abdominal, juga terjadi penyumbatan total.

Menurut Ketua Tim Dokter yang menangani Gus Dur, Jusuf Misbach, akibat pembekuan darah di wilayah itu, kerja jantung Gus Dur lebih kerasAkibatnya, irama jantung pun tergangguGangguan pembuluh darah itu, menurut Jusuf, disebabkan beberapa faktor resikoAntara lain penyakit diabetes Gus Dur, gangguan ginjal, infeksi pada geraham gigi, maupun faktor obesitas (kegemukan)Apalagi, Gus Dur memiliki riwayat terserang empat kali strokeTerakhir kali Gus Dur terkena stroke pada September 2009 lalu.

Dijelaskan pula, selain mengganggu irama jantung, sirkulasi darah ke otak juga tergangguPasokan oksigen ke otak juga berkurangAlhasil, kata Yusuf, Gus Dur sempat kehilangan kesadaran pada detik-detik terakhir menjelang meninggal.

Sekitar 20 menit kemudian, tim dokter melakukan pengambilan pembekuan darahSaat itu sudah terjadi penurunan kondisi pasien disertai penurunan kesadaranTak urung, tim dokter memutuskan memasang alat bantu pernapasan"Pada pukul 17.00 WIB, kami sempat memberi laporan ke Menkes," ujarnya.

Tim dokter juga memberikan laporan medis kesehatan Gus Dur kepada PresidenBeberapa saat kemudian diberitakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan datang ke RSCMPukul 18.15 kondisi Gus Dur kritisPada detik-detik itu kondisinya terus memburuk, hingga akhirnya dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk menyelamatkan nyawanyaRJP adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian.

Sekitar pukul 18.25 WIB, Presiden SBY tiba di RSCM dan ditemui keluarga pasien yang berada di depan ruang bedahPresiden sempat masuk koridor ruang bedah, tempat Gus Dur mengalami masa-masa kritisSBY sempat berdoa di depan pintu masuk ruang tersebutSaat itu SBY didampingi Menkes dan menantu Gus DurLima menit kemudian, presiden menjauhi ruang tindakan dan berbicara dengan tim dokter dan MenkesSementara itu, resusitasi masih dilanjutkan.

Saat itu Gus Dur terus didampingi tim bedahTim dokter terus berupaya menolongTapi, lima belas menit kemudian, bapak pluralisme itu dinyatakan meninggal oleh tim dokterKabar duka itu langsung disampaikan kepada presiden dan keluarga pasienSekitar pukul 18.55, SBY pun akhirnya meninggalkan RSCM.

Jusuf yang alumnus FKUI itu mengatakan, sudah sebelas tahun ini dia dipercaya merawat Gus DurSelama itu, berbagai penyakit telah dialami Gus DurMulai dari masalah pencernaan, diabetes, ginjal, penglihatan, hingga kegemukanKendati demikian, kata Jusuf, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang kuat dan tidak kenal menyerahHanya pada saat-saat terakhir menjelang kepergiannya, kondisi kesehatan Gus Dur drop.

"Biasanya tidak demikianBeliau ini, meski sakit, suka bercanda dan guyon macam-macamKecuali, saat-saat terakhir kemarin," ujar spesialis dan konsultan saraf RSCM itu.

Tim dokter, menurut Jusuf pula, telah berupaya keras menyelamatkan alumnus Universitas Baghdad, Irak itu"Kami berupaya yang terbaik," ujar dokter asal Tasikmalaya itu.

Dia mengatakan, sebelum meninggal, kerapkali Gus Dur membaca video book tentang berbagai halMenurut Jusuf, video book itu diberikan oleh teman-teman Gus Dur dari berbagai negara"Ya, diberi orang-orang Barat ituIsinya macam-macam, tentang pemikiran," ujar bapak lima anak ituPada saat-saat terakhir itu, dia juga melihat Gus Dur mendapat sebuah video book dari salah seorang koleganya dari Universitas Canberra, Australia.

Kerapkali, kata Jusuf, saat Gus Dur menjalani perawatan di RSCM dan kondisinya melemah, dia memilih membaca dengan video book"Ini bukan yang pertamaSebelumnya, beliau juga sering," ungkapnya.

Sementara itu, dr Umar Wahid, adik Gus Dur yang juga merawat kesehatannya sehari-hari mengatakan, sejak 1990, Gus Dur telah berobat di RSCMSelama itu, kata Umar, pihak keluarga mempercayakan pengobatan Gus Dur ke rumah sakit milik pemerintah ituKarena itu, pihaknya kembali membantah ihwal beredarnya SMS yang berisi isu pembunuhan Gus Dur di RSCM.

"Saya tidak menyimpan SMS ituTapi, salah satu isi SMS itu berbunyi 'Gus Dur dibunuh di RSCM'Itu tidak benar," jelasnyaUmar mengungkapkan, selama ini Gus Dur sendiri yang menginginkan dirawat di RSCM"Sesuai keinginan Gus Dur, kami mempercayakan pengobatan beliau di sini (RSCM, Red)Kami ingin mengatakan bahwa keluarga sepenuhnya berterima kasih kepada rumah sakit ini dan seluruh tim dokter," tuturnya pula(nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima Laot, Organisasi Penegak Hukum Adat Laut Aceh (1)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler