"Bagaimana obat tidak mahal dan tidak akan turun, kalau pemerintah membebani perusahaan farmasi dengan pajak
BACA JUGA: BI Sarankan Sinergi Perbankan
Belum lagi proses administrasi masuknya barang yang tidak efisien di Bea CukaiBACA JUGA: Segera Lobi AS Terkait Larangan Rokok Kretek
Akhirnya pengusaha terpaksa harus ngeluarin duit untuk macam-macam, sehingga obat menjadi mahal," beber guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini kepada JPNN, Jumat (15/10).Selain itu, lanjut Hasbullah, terus melonjaknya harga obat ikut dipicu oleh adanya kolusi antara dokter, rumah sakit, dengan (industri) farmasi
"Pemerintah harus punya nyali
BACA JUGA: Menkeu Minta Percepatan Realisasi Anggaran
Jangan malah ikut-ikutan mendulang di air keruhJujur saja, para pejabat kita kurang care dengan hal iniHarga obat dibiarkan melambung, karena tahu (bahwa) mau tidak mau masyarakat harus membelinya," kritiknya.Hasbullah pun mengimbau agar pemerintah tidak menyamakan obat dengan produk lainnya, seperti minyak goreng, atau mie instan"Obat itu produk unikJadi tidak bisa disamakan dengan produk pangan lainnya," terangnya(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daya Serap Anggaran Masih Rendah
Redaktur : Tim Redaksi