Pak Bupati Masuk Lokalisasi, Ternyata...

Jumat, 01 April 2016 – 05:05 WIB
Bupati Banyumas Ahmad Husein (bertopi) saat berdialog dengan warga di lokalisasi Gang Sadar, Purwokerto. Foto: Radar Banyumas/JPG

jpnn.com - PURWOKERTO – Bupati Banyumas Ahmad Husein pada Rabu (30/3) sore berada di tengah-tengah para pekerja seksual komersial (PSK) di Gang Sadar, Purwokerto. Tapi jangan salah dulu. Pak Bupati punya niat baik saat datang ke lokalisasi yang kondang dengan sebutan GS itu.

Pemerintah Kabupaten Banyumas memang punya pekerjaan rumah (PR) untuk mensukseskan program Kementerian Sosial yang menargetkan Indonesia bebas lokalisasi pada 2019. Di Banyumas ada Gang Sadar yang dikenal sebagai lokalisasi liar.

BACA JUGA: Good Job! Tempo 4 Hari Tuntas Identifikasi Lima Korban

Bersama  Dandim 0701/Banyumas Letkol Inf Erwin Ekagita Yuana dan Kapolres Banyumas AKBP Gidion Arif Setyawan, sore itu Husein mendatangi sejumlah rumah indekos di GS. Ia juga berdialog dengan penghuni serta induk semang para PSK.

Kunjungan Husein tentu saja mengundang perhatian banyak warga GS. Tapi ada juga yang sembunyi lantaran malu atau malah ketakutan. Namun beberapa penghuni dan induk semang mau berdialog di aula GS.

BACA JUGA: Empat Rumah Terbakar saat Penghuninya Kerja

Kedatangan Husein selain untuk melihat fakta yang sebenarnya, juga demi menyerap aspirasi dari PSK guna mencari solusi jika suatu saat GS dibersihkan dari kegiatan prostitusi. Sebab, selama ini Husein hanya mendapat laporan dari bawahannya. 

“Kita jalan-jalan ke sini melihat fakta di lapangan seperti apa. Baru setelah itu kita menyusun langkah-langkah selanjutnya. Informasinya mereka merupakan warga yang indekos dan pemilik rumah menyewakan untuk kos-kosan,” katanya. 

BACA JUGA: Wali Kota Ajari Anggota Dewan Cara Tepuk Tangan

Menurutnya, memindahkan warga yang indekos tidak akan menyelesaikan masalah. Untuk merumuskan upaya penanganan, katanya, perlu menyerap masukan dari berbagai pihak. 

Husein mengatakan bahwa penutupan GS bukanlah perkara mudah. Sebab, Pemkab Banyumas harus punya solusi untuk mencarikan mata pencaharian pengganti bagi ratusan orang yang selama ini mencari kehidupan di tempat esek-esek itu.

“Artinya mencari solusi yang bukan hanya sekedar menjaga image, tetapi betul-betul menyelesaikan masalah. Kalau hanya menjaga image, selesai. Gampang dan mudah. Tapi akar masalahnya yang harus kena, saya tidak mau hanya sekedar nama baik,” kata Husein usai melakukan dialog bersama para induk semang dan pengelola GS.

Ketua Paguyuban GS, Amir mendukung kebijakan Pemkab Banyumas untuk mengalihfungsikan GS menjadi lebih baik. Hanya saja, pemerintah harus memperhatikan ekonomi seluruh masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sekitar GS. 

Menurutnya, selama ini tidak hanya PSK dan induk semang saja yang mencari nafkah di GS. Tapi juga ada pedagang asongan, tukang parkir, tukang ojek, pembantu, pemilik kos, keamanan dan lainnya. 

“Banyak yang menggantungkan hidup di GS. Di sini terdapat sekitar 100 PSK,  38 induk semang, sekitar 50 tukang, penghubung tamu sekitar 50 orang lebih, pedagang 100 orang lebih, pembantu 40 orang, penjaga rumah 38 orang,” kata Amir memerinci. 

Ia menambahkan, jika pemerintah mau memberantas prostitusi, maka kegiatan esek-esek di tempat lain seperti indekos dan tempat karaoke yang juga menyediakan PSK juga harus ditertibkan. Ia mencontohkan indekos di  daerah Jurangmangu, Ketenger yang juga menyediakan layanan prostitusi. 

Selain itu ada pula di kawasan Puri, tempat hiburan karaoke yang menyediakan layanan pemandu lagu yang juga punya sambilan sebagai PSK. Menurut Amir, keberadaan PSK di luar lokalisasi justru sulit dipantau.

“Kami di sini lebih tertib, karena ada data yang jelas, ada aturan tidak boleh mereka yang bekerja di bawah umur, ada tes kesehatan. Jika yang di sini ditertibkan, yang di luar juga harus ditertibkan, ” katanya.(why/jpg/ara/jpnn) 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tol Solo-Kertosono Sudah 84 Persen, Sisanya?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler