jpnn.com - MEMERANKAN sosok Dahlan Iskan semasa kecil di film 'Sepatu Dahlan' bukanlah perkara mudah bagi Aji Santosa, atau yang akrab dipanggil Osa.
Masa kecil Dahlan yang hidup serba kekurangan membuat Osa harus total dalam berakting. Di film berdurasi 90 menit ini, ia harus selalu nyeker alias tak pakai alas kaki kemana pun ia pergi.
BACA JUGA: Propaganda Inspirasi dari Sepatu Dahlan
Dari film ini pula, anak kelas 6 SD ini bisa mengenal sosok pria yang kini menjabat menjadi menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Lalu apa saja kesulitan yang ia alami saat memerankan Dahlan semasa kecil? Dan bagaimana sosok Dahlan di mata Osa?
Berikut petikan wawancara reporter JPNN.com, Yessy Artada dengan Aji Santosa usai premier film 'Sepatu Dahlan' di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta, Selasa (2/4) malam.
BACA JUGA: Hadang BKN, Jangan Terbitkan NIP Honorer Siluman
Proses awal sampai bisa main film ini gimana?
Awalnya dihubungin dari Mizan ke rumah, setelah itu aku dateng ke Mizan dan dikasih tahu untuk casting film, judulnya 'Sepatu Dahlan' dan kebetulan di situ peranin jadi Dahlan pas kecil.
Langsung lolos casting?
Enggak, habis selesai casting aku pulang, nanti katanya dihubungi lagi kalau keterima. Eh beberapa hari setelah itu aku dihubungin, katanya lolos casting.
BACA JUGA: Banyak Pesawat Hilang tak Ditemukan
Nyangka enggak akhirnya bisa lolos untuk peranin Dahlan kecil?
Enggak, waktu itu biasa-biasa aja.
Ikut main film ini, sekolah kamu keganggu enggak?
Enggak menganggu, karena Osa kan izin ke sekolah dan diizinin.
Sebelumnya udah pernah main film?
Udah pernah, tapi film pendek. Kalau layar lebar udah ada tujuh film.
Di film 'Sepatu Dahlan' yang belum pernah kamu lakuin dari film-film sebelumnya apa aja?
Enggak pakai alas kemana-mana sama nembang.
Kesulitan enggak buat ngelakuin dua hal itu?
Awalnya iya, tapi aku biasain kalau di rumah enggak pakai sandal. Pertamanya sakit sih, tapi karena udah mulai biasa jadi enggak begitu sakit lagi. Kalau untuk nembang, aku belajar dari bunda di rumah. Soalnya bunda bisa nembang kebetulan, jadi aku dibantu sama bunda.
Gimana rasanya kemana-mana enggak pakai alas kaki?
Enggak enak, sakit kakinya. Kakiku sampai kena duri-duri kecil pas lewatin sawah.
Di adegan film itu, kamu kan sempet dipilih jadi ketua tim voli, sebelumnya emang udah pernah main atau gimana?
Baru belajar voli di film ini, cuma dua hari belajarnya karena waktunya mepet. Alhamdulillah bisa.
Adegan mana yang paling berkesan buat kamu di film ini?
Saat final tanding main voli, di situ Dahlan kan yang lakuin smash panjang dan akhirnya menang di situ. Sama adegan hujan-hujanan ke rumah pak mantri karena ibu sakit. Berkesannya di adegan itu kebetulan lagi pas hujan beneran dicampur air dari pemadam kebakaran. Dingin banget, soalnya kan malem.
Kesulitan adegan dalam film itu?
Pas harus nembang untuk adiknya karena ibu kan sudah meninggal. Jadi dia harus gantiin ibunya nyanyi biar adiknya tidur.
Adegan mana yang harus diulang berkali-kali?
Adegan pas nembang, sampai diulang empat kali karena suaraku fals, jadi harus diulang sampai enggak fals.
Menurut kamu sosok Pak Dahlan semasa kecil gimana?
Pak Dahlan hebat, karena cita-citanya tinggi, perjuangannya hebat buat sekolah harus jalan dulu sekitar 5 km, tanpa alas dan harus berjuang dengan panas terik matahari.
Sebelumnya sudah pernah ketemu Pak Dahlan?
Belum pernah, cuma sekali pas syuting terakhir. Baru ketemu Pak Dahlan.
Pembelajaran apa yang kamu dapat dari film 'Sepatu Dahlan'?
Kita itu harus lebih bersyukur saat ini dengan apa yang dikasih Tuhan. Kita masih bisa pakai sepatu dan naik kendaraan kalau pergi kemana-mana. Enggak susah kayak yang dialamin sama Dahlan kecil.
Pesan buat anak-anak Indonesia untuk film ini?
Nonton filmnya enggak bakal rugi, ambil yang baiknya, jangan ambil yang buruknya.***
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kita Berusaha Selamatkan Suara
Redaktur : Tim Redaksi