Pak Dirjen Tangkapan KPK Dikenal Rendah Hati, Naik Bajaj pun Tak Gengsi

Jumat, 25 Agustus 2017 – 06:30 WIB
Rumah tempat tingggal Dirjen Hubla Kemenhub A Tonny Budiono di Mess Perwira Bahtera Suaka, Gunung Sahari, Jakarta Pusat yang disegel KPK. Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pejabat eselon I Kementerian Perhubungan (Kemenhub) A Tonny Budiono yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat tetangganya di Mess Perwira Bahtera Suaka, Gunung Sahari, Jakarta Pusat geleng-geleng kepala. Pasalnya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kemenhub itu dikenal sebagai sosok yang baik, low profile dan dan pintar.

Salah seorang tetangga Tonny di Mess Perwira, Andre (54) menuturkan, birokrat Kemenhub kelahiran Pekalongan itu merupakan pribadi yang baik dan ramah. "Kalau sore dia biasanya makan bakso di sini," kata Andre seraya menunjuk sebuah lokasi di samping musala kompleks Mess Perwira.

BACA JUGA: Andika dan Istri Bungkam soal Aset First Travel

Bahkan, Tonny yang sejak lima bulan lalu menduda karena istrinya meninggal dunia juga sering mentraktir para tetangga lainnya. Selain itu, Tonny juga enggan menerima uang kembalian bila membayar bakso.

"Mungkin dia ada rezeki lebih kali ya, jadi begitu. Bayar Rp 100 ribu enggak mau ambil kembaliannya," sambung Andre.

BACA JUGA: Suap di Kemenhub, Uang 33 Tas Besar Ditaruh di Rumah Kumuh

Bahkan, Tonny juga pernah memberikan modal kepada seorang pedagang rokok yang bangkrut. Dia juga tak mengharap pengembalian dari pemberian uang itu.

"Jadi di depan bank situ ada pedagang rokok langganan, dia bangkrut. Terus dipanggil dan dikasih modal kalau enggak salah Rp 1,2 juta," tutur dia.

BACA JUGA: Lima Penyidik KPK Cek Fisik Helikopter AW 101

Selain itu, Tonny juga tak terlihat sebagai pejabat yang minta dilayani. Meski punya mobil dinas, pria kelahiran 13 Juli tahun 1958 justru tak gengsi naik taksi ataupun bajaj.

"Kalau dia kesiangan gitu, dia bisa naik taksi gitu, atau enggak bajaj," ucapnya.

Dalam ingatan Andre, sosok Tonny juga dikenal pintar. Bapak dua anak itu pernah mengikuti kuis Who Wants to Be a Millionaire yang sempat nge-hits beberapa tahun lalu.

Pada ajang kuis berhadiah utama Rp 1 miliar itu, Tonny terhenti pada level aman Rp 32 juta. ”Memang pintar dia orangnya,” kata Andre.

Karena itu Andre kaget ketika mendengar kabar Tonny terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Sebab, selama ini Tonny memang dikenal sebagai warga yang baik dan rendah hati.

"Enggak nyangka juga, saya terakhir ketemu dua minggu lalu. Padahal dia baik saja kok, tapi enggak tahu ya kalau di luar itu," sambung dia.

Seperti diketahui, KPK menangkap Tonny pada Rabu (23/8) malam di rumahnya. Dia diduga menerima suap dari PT Komisaris PT Adhi Guna Keruktama (AGK) Adhi Putra Kurniawan terkait proyek pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.

Dalam kasus itu, Tonni diduga menerima suap hingga Rp 20,74 miliar. Sejumlah Rp 18,9 miliar dalam bentuk tunai, sedangkan Rp 1,17 miliar dalam rekening di Bank Mandiri.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengungkapkan, modus suap untuk Tonny tergolong baru. Sebab, pihak penyuap membuka rekening di bank dengan nama pihak lain.

Selanjutnya kartu ATM dari pembukaan rekening itu diserahken ke Tonny. “APK (Adhi Putra Kurniawan, red) memberi uang secara terus menerus ke dalam rekening tersebut. Sedangkan ATB (A Tonny Budiono, red) menggunakan kartu ATM itu dalam berbagai transaksi,” tutur Basaria.

Tonny pun kini menjadi tahanan KPK. Dia dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 13 dan Pasal 12 B UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tipikor.(elf/jpc/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ASN Ditjen Hubud Dibekali Pemahaman Bahaya Narkoba


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler