Pakar Keamanan Siber: Ada 4 Cara Agar Data Tak Bocor, Jangan Gunakan Ini

Senin, 22 Agustus 2022 – 00:17 WIB
Ahli Keamanan siber mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan data pengguna bocor. Begini penjelasannya. Foto: Antara

jpnn.com - Ahli Keamanan siber dan Forensik digital dari Vaksincom Alfons Tanujaya menanggapi mengenai data pengguna bocor yang terjadi belakangan ini.

Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menyebabkan data pengguna bocor.

BACA JUGA: Pemerintah Ingin Mewujudkan Super App, Pratama Singgung Sisi Keamanan Siber 

Karena itu, dia menyarankan agar para pengguna internet harus berhati-hati saat berada di ruang digital.

Alfons mengatakan ada empat cara yang perlu diperhatikan oleh pengguna.

BACA JUGA: Kemenkominfo dan Siber Kreasi Kupas Persoalan Keamanan Media Digital

Pertama, kata Alfons, pengguna bisa memanfaatkan aplikasi manajer kata sandi (password manager) untuk menyimpan semua kredensial akun.

"Aplikasi ini berguna jika pengguna memiliki banyak akun di platform digital antara lain supaya bisa mengingat kata sandi setiap akun," kata dia, Minggu (21/8).

BACA JUGA: 26 Juta Data Pelanggan IndiHome Diduga Bocor, Telkom Merespons Begini

Kedua, Alfons mengimbau selalu menyalakan fitur keamanan berlapis two-factor authentication terutama untuk akun-akun yang penting.

Ketika menyalakan fitur two-factor authentication.

Pengguna akan diminta memasukkan kode ketika masuk (login) sebuah akun, biasanya kode tersebut dikirimkan ke email atau SMS.

Dengan fitur itu, pengguna harus melewati setidaknya dua tahap ketika masuk ke sebuah akun.

Cara ketiga, hindari memakai WiFi yang tidak diketahui keamanannya.

Jika terpaksa menggunakan WiFi yang tidak dikenal, Alfons menyarankan menggunakan VPN untuk melindungi data yang ditransmisikan dalam aktivitas tersebut.

Terakhir, pakai kata sandi (password) yang unik untuk setiap akun, alias jangan gunakan satu kata sandi untuk berbagai akun.

"Jangan pernah menggunakan password yang sama pada berbagai akun dan gunakan kombinasi password yang baik," kata Alfons.

Perusahaan keamanan Hive Systems menyarankan kata sandi paling sedikit delapan karakter agar tidak mudah ditembus peretas.

Biasanya, ungkap dia, terdiri dari huruf besar dan kecil, angka, dan karakter khusus.

Berdasarkan survei mereka, kata sandi sembilan karakter yang hanya menggunakan huruf kecil bisa diretas dalam 10 detik.

Kata sandi 10 karakter yang memiliki huruf kapital, huruf kecil, angka dan simbol bisa membuat peretas menghabiskan waktu lima bulan untuk menembusnya. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Data Pelanggan IndiHome Diduga Bocor, Kemenkominfo Panggil Manajemen Telkom


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler