jpnn.com, JAKARTA - Pakar gizi dari Universitas Indonesia Ahmad Syafiq menyatakan susu kental manis aman dikonsumsi oleh masyarakat. Hal itu karena susu kental manis juga memiliki kandungan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan gizi masyarakat, termasuk anak-anak.
“Susu kental manis tidak masalah dikonsumsi secara proporsional. Tapi kalau sudah berlebih, apapun itu tidak boleh. Prinsipnya seperti itu,” ujar Syafiq di Jakarta, Selasa (15/8).
BACA JUGA: Makanan Ini Mencegah Penyakit yang Dapat Menyerang Otak Manusia
Ihwal bahaya mengkonsumsi susu kental manis sendiri muncul sejak beberapa waktu terakhir. Sejumlah pihak mengkhawatirkan dampak konsumsi susu kental manis karena dinilai mengandung kadar gula yang tinggi. Kondisi ini berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak-anak akibat asupan gizi tidak seimbang.
Namun Syafiq memastikan masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan konsumsi susu kental manis. Menurutnya, selama asupan gizi masih proporsional atau cenderung kurang, maka tidak ada persoalan dalam meminum susu kental manis.
BACA JUGA: Jenis Makanan Ini Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
“Gula memang tidak boleh dikonsumsi banyak-banyak, tapi dengan catatan semua gizinya sudah terpenuhi,” ujar Syafiq.
Dia pun tidak sepakat jika konsumsi susu kental manis dianggap akan mengganggu pertumbuhan gizi masyarakat. Menurut dia, gangguan terhadap tumbuh kembang anak dan asupan gizinya tidak bisa dialamatkan kepada salah satu produksi makanan atau minuman saja.
BACA JUGA: Jutaan Anak dan Ortu Terpapar Tayangan Iklan Produk Mamin
“Tidak bisa digeneralisir seperti itu, karena pola makan sehat itu mesti dilihat secara keseluruhan dan bukan dari konsumsi tertentu saja. Itu yang disebut pemahaman terhadap keseimbangan zat gizi,” kata dia.
Kementerian Kesehatan pada 2015 lalu menggelar Survei Diet Total untuk masyarakat Indonesia. Syafiq mengatakan, salah satu hasil riset menunjukan bahwa masyarakat Indonesia masih kekurangan pasokan energi.
Itu belum termasuk kekurangan asupan gizi lainnya, sehingga konsumsi gula secara wajar tidak menjadi persoalan karena unsur makanan ini adalah sumber energi.
Kondisi tubuh yang kekurangan energi, kata Syafiq, justru berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Sebab, tubuh secara otomatis akan memenuhi kebutuhan energinya dengan mengambil protein dan lemak pada tubuh.
Padahal, dua unsur makanan tersebut merupakan kebutuhan utama bagi pertumbuhan anak-anak. “Jadi protein yang diperlukan untuk tumbuh tidak ada karena diambil untuk kebutuhan energi,” ujar pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.
Vita Datau Mesakh, Ketua Akademi Gastronomi Indonesia menambahkan produk olahan susu juga banyak digunakan untuk berbagai kuliner di Indonesia yang dikembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Susu yang merupakan salah satu komoditas utama dalam mendorong perekonomian nasional melalui UMKM," kata dia.
Menurut dia, isu malnutrisi global dapat diatasi dengan adanya peran dari susu, yang memiliki kandungan nutrisi penting layaknya Vitamin B2 dan B12, mineral, dan protein. Di Indonesia, permasalahan kekurangan gizi masih tersebar luas dan ini menjadi perhatian khusus dari Pemerintah.
Namun, pencanangan pedoman gizi seimbang oleh Kementerian Kesehatan telah menunjukkan upaya Pemerintah Indonesia dalam menekankan pentingnya konsumsi susu dan produk olahan susu setiap hari. Produk susu olahan tersebut berasal dari susu segar hasil peternakan sapi perah lokal yang diharapkan terus menjadi andalan berbagai UMKM di Indonesia.
Vita menegaskan produk-produk tersebut telah lama berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Susu dan produk susu dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi mikro yang saat ini tengah berlangsung dan menyerang lebih dari dua miliar orang di dunia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Makanan Tinggi Kalori yang Harus Anda Batasi
Redaktur & Reporter : Adil