Pakar Usulkan Penerapan Ekonomi Kekeluargaan

Rabu, 22 Februari 2017 – 02:29 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - Ekonom dari Universitas Brawijaya (UB) Munawar Ismail mengatakan, arah pengembangan perekonomian di Indonesia masih seperti perusahaan yang mengutamakan profit.

Dia menilai, jika pengembangan perekonomian mengarah kepada kesejahteraan rakyat sebaiknya diterapkan sistem ekonomi kekeluargaan

BACA JUGA: Duh, Capital Market Indonesia Jauh di Bawah Thailand

”Saat ini, Indonesia belum menerapkan sistem kekeluargaan. Jadi, kesejahteraan untuk rakyat itu masih jauh tercapai,” katanya, Senin (20/2).

Menurut dia, harus ada upaya bersama untuk menyatukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

BACA JUGA: Pemerintah Diprediksi Tetap Lakukan Deregulasi

”Dengan menyatukannya, akan ada korelasi untuk menciptakan sistem kekeluargaan sehingga cita-cita kesejahteraan dapat tercapai,” jelasnya.

Sementara itu, pakar ekonomi Islam dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Ahmad Jamaludin mengatakan, banyak polemik yang ditimbulkan dari sumber energi yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Mulai Januari, Aliran Dana Masuk Capai Rp 26 Triliun

Menurut dia, titik permasalahan terletak pada mindset manusia.

Pola pikir untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya memang harus ditahan.

”Oleh karena itu, agar dapat saling meraih keuntungan bersama demi kesejateraan, dapat menggunakan sistem bagi hasil atau bisa juga dikatakan pola perekonomian kekeluargaan,” imbuhnya.

Dia menambahkan, disadari atau tidak, Indonesia berhadapan dengan kelompok berkepentingan yang tidak dikehendaki negara atau rakyat.

Misalnya, peristiwa pencopotan direksi Pertamina secara bersamaan pada 3 Februari 2017 lalu.

Dia menilai, itu bukti nyata adanya kepentingan besar nonnegara dan rakyat yang terjadi di Pertamina.

Kasus campur tangan nonnegara dan rakyat ini tidak hanya terjadi kali ini.

”Migas atau energi di Indonesia yang begitu kaya tidak mampu menyejahterakan rakyatnya. Sebab, migas kita sudah banyak dicuri dengan cara yang sangat halus,” pungkasnya. (kis/c3/lid) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekonomi AS Membaik, Global Masih Sulit


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler