jpnn.com, PASURUAN - Malangnya nasib Dimas Sirajudin Fadli, 5, dan Ismail, 7.
Dua bocah asal Dusun Keramaian Satu, Kabupaten Pasuruan, Jatim itu ditemukan tewas tenggelam di pantai setempat kemarin (23/5).
BACA JUGA: Ditinggal Ibu Beli Popok, Bocah Tenggelam
Diduga, keduanya tenggelam karena tak bisa berenang saat air pasang.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.00.
BACA JUGA: Angkut Murid TK/PAUD, Perahu Karam
Pagi itu, sebelum ke laut, keduanya pamit ke orang tua hendak buang hajat.
Rupanya, pagi itu Dimas dan Ismail memang janjian ke laut.
BACA JUGA: Siswi Kelas III SD Tenggelam di Telaga
Keduanya memang sudah biasa bermain di pantai.
Sebenarnya, kemarin pagi perairan Keramaian Satu landai.
Biasanya, kondisi itu dimanfaatkan warga sekitar untuk mandi, termasuk Dimas dan Ismail.
Mereka bermain di sela-sela perahu yang sedang sandar.
Nah, saat itulah mendadak muncul air pasang disertai ombak. Ombak tersebut kemudian menyapu Dimas dan Ismail yang sedang bermain.
Karena air tiba-tiba pasang, keduanya yang tak bisa berenang lalu tenggelam.
''Di perairan ini sebenarnya tidak ada ombak. Tapi, memang beberapa hari ini air pasang sering datang tiba-tiba. Mungkin saat itu kedua korban tersapu ombak hingga akhirnya tenggelam,'' beber Kepala Desa Wates Mulyadi.
Berselang satu jam kemudian, ada nelayan yang hendak berangkat melaut. Dia adalah Samuji, 45, warga Keramaian Satu.
Saat itu Samuji tak sengaja melihat ada jenazah yang mengapung 100 meter dari bibir pantai.
Lantaran kaget, dia akhirnya masuk ke perairan sembari berteriak minta tolong kepada nelayan lainnya.
Jenazah tersebut akhirnya berhasil didapat. Alangkah terkejutnya Samuji lantaran jenazah itu tak lain adalah Dimas, yang masih tetangganya.
Saat itu juga jenazah Dimas dievakuasi ke Puskesmas Lekok.
Kabar tenggelamnya Dimas langsung menyebar ke pelosok desa.
Seketika itu warga berbondong-bondong datang ke puskesmas. Termasuk Abdullah dan Qiftiye, orang tua Dimas, serta Rosidi dan Karomah, orang tua Ismail.
Saat itu Rosidi dan Karomah cemas lantaran anaknya juga berpamitan ke laut.
Karena anaknya tidak ada di puskesmas, keduanya minta pertolongan nelayan untuk menyisir lokasi. Saat nelayan menyisiri laut, Ismail akhirnya ditemukan.
Sayang, bocah 5 tahun itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Posisi Ismail berjarak 10 meter dari lokasi penemuan Dimas.
''Satu korban Dimas ditemukan mengambang di perairan. Lainnya (Ismail, Red) ditemukan hanya 10 meter dari jenazah korban pertama. Jenazah korban yang ditemukan terakhir posisinya masih di perairan,'' ujar AKP Slamet Prayitno, Kasatpolair Polres Pasuruan.
Kondisi itu juga membuat petugas kepolisian dari Polair dan Polsek Lekok datang ke lokasi.
Mereka melakukan olah TKP dan ikut mengantar ke puskesmas.
Hasil pemeriksaan awal, bibir kedua jenazah membiru dan dari hidung keluar buih.
''Namun, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Kesimpulan sementara, kematian diduga karena tenggelam,'' ungkap Kapolsek Lekok AKP Teguh Taviarno.
Namun, waktu itu dua orang tua korban enggan untuk dilakukan visum. Keluarga meminta jenazah segera dibawa ke rumah duka.
Hari itu juga mereka ingin jenazah keduanya dimakamkan.
AKP Slamet Prayitno membenarkan, dari pantauan Polairud, kondisi perairan Lekok memang pasang.
''Sebelumnya air pendek dan bisa dipakai berenang. Tapi, ketika air pasang, dalamnya bisa tiba-tiba 2 meteran,'' bebernya.
Mulyadi pun membenarkan bahwa tepi pantai sering digunakan warga untuk bermain.
Termasuk buang hajat oleh anak-anak kecil. ''Itu sudah menjadi kebiasaan sejak lama,'' jelasnya. (fun/rf/c19/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Ingin Selamatkan Siswa, Ternyata Ikut Tenggelam
Redaktur & Reporter : Natalia