jpnn.com, LUWU TIMUR - Kepanikan melanda warga Dusun Ujung Batu, Desa Maliwowo, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Dusun itu berjarak 30 km sebelum Malili jika dari arah Makassar.
Saat itu hari masih pagi buta, sekitar pukul 05.30 Wita, Jumat (12/5). Tanah bercampur air dari Gunung Maliwowo bergerak begitu cepat. Meluluhlantakkan apa saja yang dilewatinya. Bencana longsor telah mengacaukan suasana pagi di kampung yang terletak di pinggir jalan poros trans Sulawesi tersebut.
BACA JUGA: Miris! Hanya Terdengar Teriakan, Orangnya tak Ada, Tujuh Tewas
Kejadian pilu ini berlangsung setelah terjadi hujan deras pada Kamis malam hingga Jumat subuh. Material longsor menimbun 14 rumah warga. Tujuh orang meninggal dunia dalam peristiwa ini. Empat di antaranya berasal dari satu keluarga.
Mereka adalah pasangan suami istri Darwis dan Erna, Sri (ibunda Erna) dan Sul, seorang balita usia empat tahun yang merupakan cucu dari Sri. Sementara tiga korban tewas lainnya masing-masing Oga, Nanni dan Haerul. Nama korban terakhir merupakan bayi yang masih berusia dua minggu.
BACA JUGA: Tolong, Empat Rumah Terancam Tertimpa Batu Besar
Selain korban meninggal dunia, ada pula tujuh warga yang mengalami luka-luka. Yakni Sandi, Sindi, M Sandi, Ical, Emi, Gummang dan M Candra. Para korban, baik yang meninggal maupun luka dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) I La Galigo.
Berita Kota Makassar melansir, pada Sabtu kemarin, akses jalan yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara itu tidak bisa dilalui kendaraan. Material longsoran telah menutup badan jalan.
BACA JUGA: Longsor dan Banjir Terjang Trenggalek, 120 Warga Mengungsi
Kendaraan dari arah Kota Palopo tujuan Malili terpaksa memutar balik melewati kecamatan Mangkutana menuju Desa Watampanua, Kecamatan Angkona. Begitu pula sebaliknya.
Sejumlah alat berat seperti eskavator dan loader dikerahkan untuk membersihkan pembersihan jalan yang tertimbun tanah sepanjang kurang lebih 150 meter. Sementara pihak Tagana, Satpol PP, PMI, pecinta alam, kepolisian dan TNI serta petugas medis disibukkan melakukan evakuasi korban hingga ke RS.
Sukardi, warga setempat menuturkan, hujan deras turun sejak Kamis malam hingga Jumat subuh. Tanah longsor terjadi sekitar pukul 05.30 Wita. ”Awalnya saya merasa ada getaran cukup kerasa. Saya langsung bergegas keluar rumah. Jalan poros sudah tertutup longsoran tanah,” ujarnya.
Beruntung, rumahnya lolos dari timbunan tanah longsor. Sukardi kemudian mencari tahu kondisi tetangganya. Dia mendatangi rumah Nanni yang tak jauh dari kediamannya. Ternyata, separuh rumah Nanni telah tertutup dengan tanah.
Sukardi lebih kaget lagi saat mendekati rumah Nanni. Di situ tergeletak tiga sosok manusia. Masing-masing Nanni, Sandi dan Sindi. Proses evakuasi pun langsung dilakukan bersama warga lainnya.
”Kejadiannya setengah enam. Kami sempat mengevakuasi tiga orang korban, yakni Nanni, Sandi dan Sindi. Nanni sudah meninggal. Sementara Sandi dan Sindi berhasil diselamatkan,” ungkap Sukardi.
Tidak jauh dari rumah Nanni, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur yang turun ke lokasi sesaat setelah kejadian, melakukan evakuasi terhadap korban lainnya. Masing-masing Erna, Sri dan seorang balita bernama Sul. Proses evakuasi berlangsung cukup lama. Sebab, tubuh ketiga korban berada di bawah mobil dum truk tertutup tumpukan kayu dan tanah.
Pihak BPBD pun mengarahkan satu alat berat eskavator untuk memindahkan kayu dan menggali tumpukan tanah. Sesekali eskavator tersebut mengangkat dum truk untuk memudahkan ditariknya korban yang berada di bawahnya. Dua korban, Sri dan Sul berhasil ditarik keluar oleh warga dan langsung dimasukkan ke dalam kantong mayat.
Sementara korban lainnya, Erna berada dalam tumpukan tanah saat proses evakuasi dimulai.
Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler dan beberapa pejabat pemkab lainnya berada di lokasi bencana. Orang nomor satu di Lutim tersebut memimpin langsung jalannya evakuasi korban.
“Kami atas nama pemerintah memohon maaf atas ketidaknyamanan pengendara yang akan melintasi jalan ini. Sejumlah alat berat sudah kami turunkan untuk melakukan pembersihan jalan akibat tertimbun tanah longsor. Kami juga mempersilahkan pengendara untuk melalui jalur alternatif yang telah disediakan,” terang Husler.
Menurutnya, pemerintah daerah melalui Dinas Sosial dan BPBD serta pihak terkait juga telah diminta untuk turun membantu. Tenda-tenda tenda pengungsian telah disiapkan untuk korban. Begitu juga dengan pihak medis. (alp/rus/a/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada! Bantaran Bengawan Solo Rawan Longsor
Redaktur & Reporter : Adek