Parah, Pelajar Disediakan Kamar Khusus Untuk Konsumsi Sabu

Rabu, 18 April 2018 – 03:05 WIB
Kepala BNN Kepri Ricard Nainggolan (tengah) saat ekspos perkara di Kantor BNNP Kepri di Nongsa, Selasa (17/4). F. Cecep Mulyana/Batam Pos

jpnn.com, BATAM - Seorang bandar narkoba kelas teri berinisial A menjadikan rumahnya sebagai kedai narkoba jenis sabu-sabu. Di sana mereka menyediakan sabu-sabu yang siap pakai.

Pecandu tidak perlu repot membawa bong (alat untuk menggunakan sabu,red), karena semuanya sudah tersedia. Datang, gunakan, lalu pergi.

BACA JUGA: DPR Pengin Kasus Narkoba Bupati Ogan Ilir Tak Terulang

A menjual sabu-sabu itu dengan paket hemat. Cukup Rp 50 ribu, pencandu dapatkan sabu.

Semua ini dilakukan A untuk menyesuaikan dengan isi dompet konsumennya, yakni para pelajar, serta remaja-remaja berusia belasan tahun.

BACA JUGA: Cegah Narkoba Masuk, Polri Tingkatkan Pengawasan di Perairan

Praktik kedai sabu di Bengkong Permai RT I RW 2 blok A no 5 ini terungkap, setelah petugas BNNP Kepri mengamankan A bersama sembilan remaja, Senin (16/4) lalu.

"Sabu dijual A dengan harga kisaran Rp 50 hingga 100 ribu. Pengakuannya, sudah belangsung selama dua tahun," kata Kepala BNNP Kepri Brigjen Pol Ricard Nainggolan, Selasa (17/4).

BACA JUGA: Ratu Ekstasi Asal Siantar Ini Dihukum Penjara Seumur Hidup

Penangkapan bermula dari informasi masyarakat ke BNNP Kepri, Minggu (15/4) lalu menyebutkan adanya praktik jual beli narkoba. Petugas BNNP Kepri melakukan pengecekan dan ternyata informasi itu benar.

Di rumah milik A, petugas mendapati sabu seberat 0,70 gram. Awalnya kasus ini tidak terlalu menarik perhatian, karena kecilnya barang bukti. Tapi saat dilakukan pendalaman, A hanya menjual sabu ke remaja, sejak 2 tahun belakangan.

"Kami sedang mendalami informasi itu," ungkap Ricard.

A mengakui membeli sabu dari seseorang dari Kampung Aceh, Mukakuning, lalu menjualnya kembali. Informasi adanya praktik jual beli sabu di rumah A ini, didapat para pemuda itu mulut ke mulut. Siapa pun yang datang, pasti akan dilayani A.

Dengan uang sejumlah Rp 50 ribu, A memberikan kesempatan ke konsumennya menghisap sabu sebanyak tiga kali saja, melalui bong yang sudah disediakan. Kalau dibayar Rp 100 ribu, tentunya akan mendapatkan sabu lebih dari itu.

Ke penyidik, para pemuda ada yang mengakui sudah konsumsi sabu dari tahun 2016 dan 2017.

Namun ada juga yang mengaku baru dalam tahapan coba-coba.

Remaja-remaja itu mengakui terpaksa mencuri uang orangtuanya agar bisa mengkonsumsi sabu.

Selain itu ada juga menjual ponselnya, demi memenuhi hasratnya mengkonsumsi barang haram itu.

"Siapa saja yang beli, dan berapa orang korbannya, kami sedang dalami. Karena baru Selasa (16/4) kami amankan," ungkapnya.

Tempat tinggal A, sudah biasa menjadi tempat kumpulnya pemuda-pemuda dari berbagai tempat.

Tiap malam, rumah itu selalu ramai dikunjungi. Selain menjual sabu, A juga memiliki beberapa kos-kosan.

Biasanya, A menjalankan praktiknya saat istrinya sedang tak berada di rumah. A menyediakan satu kamar khusus untuk para pemuda itu untuk mengonsumsi sabu-sabu.

Ricard menuturkan dari sembilan anak yang diamankan, sebagian besar putus sekolah. "Namun ada beberapa sedang menempuh sekolah paket," ucapnya.

Saat ini, kata Ricard, remaja itu telah mereka amankan. Dari hasil tes dilakukan BNNP Kepri, semuanya positif menggunakan sabu.

Mantan Kepala BNNP Maluku Utara itu mengatakan peredaran sabu-sabu tak hanya merasuk ke golongan pekerja, tapi juga pelajar. Dari survei di dapat BNNP Kepri, dari 3,3 juta pengguna aktif di Indonesia, sebanyak 24 persen dari golongan pelajar.

"Hal yang sama di Kepri, sekitar 20 persenan dari 26.540 orang pengguna aktif di Kepri berasal dari pelajar, mahasiswa, remaja-remaja usia belasan tahun," ungkapnya.

Penangulangan narkoba ini tak bisa sepenuhnya diserahkan ke BNNP Kepri atau kepolisian.

Karena narkoba ini menjadi permasalahan bersama. Dan aka terus masuk ke Indonesia, khususnya Kepri, selama tingginya permintaan.

"Ini realitanya, semua pihak harus turun. Kami sudah berusaha menindak dan mencegah. Masyarakat juga mari ikut bersama-sama mencegah peredaran dan menekan angka penyalahguna narkoba," ujarnya.

Dia percaya turunnya angka penyalahgunaan narkoba, akan membuat para bandar narkoba tak lagi membanjiri Indonesia dengan barang haram itu.

"Tak bisa, dengan hanya menindak, kami BNN juga mengkedepankan pencegahan. Agar pennyalahgunaan sabu menurun," tuturnya.(adi/ska)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Tarian Erotis Dekat Kantor Walikota, MUI Angkat Bicara


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler