''Penyederhanaan parpol Islam itu harus didorong secara alami, sehingga nanti tinggal satu atau dua parpol Islam,'' katanya ketika memberi pengantar dalam diskusi Koalisi Strategis Parpol Islam di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC), Jalan Kemiri, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/12).
Turut hadir dan berbicara dalam acara tersebut, antara lain, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua Umum PBB Hamdan Zulva, Ketua Umum PBR Bursah Zarnubi, Ketua DPP PPP Hasrul Azwar, Ketua MUI Bidang Ekonomi Amidhan, serta Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tutty Alawiyah AS
BACA JUGA: Aulia Pohan Tak Perlu Rawat Inap
Tampak pula aktivis buruh yang menjadi caleg PBR, Dita Indah Sari.Din menyampaikan, dalam kerangka demokrasi, bermunculannya banyak parpol Islam dan parpol berbasis massa Islam mungkin bisa dianggap positif
BACA JUGA: WNI di AS Tewas Dibakar WNI
''Keragaman umat harus menjadi kekuatan dan kemenangan, bukan kelemahan, apalagi faktor penyebab kekalahan,'' tegasnya penuh semangatDin mengingatkan bahwa potensi akumulasi suara parpol-parpol Islam sebenarnya cukup besar
BACA JUGA: Pengesahan RUU MA Tanpa Hambatan
Pada Pemilu 1955, jumlahnya mencapai 43 persenKetika Orba sedang mencapai puncak kekuasaan dan semua kekuatan politik Islam lebur ke PPP, sempat diraih 26 persen suara dalam pemiluPada Pemilu 1999, kata dia, akumulasinya mencapai 35 persen dan sekitar 38 persen waktu Pemilu 2004.''Dalam realitas politik Islam saat ini, biarlah eksistensi parpol Islam tetap beragamTapi, perlu ada sambung rasa membangun koalisi strategisKonteksnya tidak hanya pilpres,'' cetusnya.
Muhaimin Iskandar menyambut baik gagasan koalisi strategisDia mengaku, parpol-parpol Islam di DPR tidak punya agenda yang sistematis''Kalau ada RUU dari pemerintah, ayo dibahasJadi, kesannya cuma ikut-ikutan,'' katanya.
Menurut dia, eksistensi parpol-parpol Islam atau parpol berbasis massa Islam baru berhasil membangun pada tataran pondasi.
Bursah Zarnubi mengaku pesimistis terhadap upaya membangun koalisi strategis menggunakan pendekatan simbolis Islam''Daripada ngomong koalisi strategis berbasis parpol Islam, lebih baik membicarakan bagaimana caranya pembangunan desa bisa jadi prioritas,'' ujarnya.
Dia juga khawatir gagasan koalisi strategis antarparpol Islam akan membangkitkan kembali kesan eksklusivisme''Nanti dikira kita mau menegakkan negara Islam,'' katanya dengan ekspresi wajah serius''Kalau koalisi ini tidak simbolis, sudahlah, Pak Din pasti bisa terpilih sebagai capres,'' ujarnya setengah menyindir.
Dengan nada memancing, Bursah meminta agar parpol-parpol Islam yang relatif besar seperti PKS, PAN, PPP, serta PKB duduk bersama untuk menentukan capres''Kalau memang bisa, apa pun keputusannya, PBR dan PBB ikut sajaKami sadar diri kok,'' tegasnya sambil melirik Hamdan Zulva, wakil ketua umum PBB.
Hamdan menyatakan mendukung penuh gagasan membangun basis kekuatan politik dengan identitas IslamMenurut dia, tidak perlu takut membicarakan pendekatan ideologis untuk membangun koalisi politik''Saya justru prihatin bila ada orang yang takut bicara perbedaanJustru itu yang membuat bangsa maju,'' katanya.
Dia berpandangan, struktur politik Indonesia yang mapan nanti terbelah antara parpol nasionalisme sekuler dan parpol nasionalisme Islam''Masing-masing kubu saling menyeimbangkanDari situ terjadi titik temu dan kompromi yang pasti terbaik bagi bangsa,'' tuturnya(pri/mk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daerah Baru Ternyata Bisa Swasembada Pangan
Redaktur : Tim Redaksi