jpnn.com, SURABAYA - Makroekonomi nasional memang terus menunjukkan pertumbuhan positif.
Namun, dampaknya terhadap sektor properti belum signifikan.
BACA JUGA: Permintaan Rumah Kelas Menengah Masih Tinggi
’’Prediksi kami (sektor properti) baru membaik pada 2019–2020,’’ kata CEO Gunawangsa Group Triandy Gunawan di sela topping-off Gunawangsa Tidar Superblock di Surabaya, Rabu (26/7).
Kondisi ekonomi yang belum bisa diprediksi membuat komitmen pengembang dalam membangun properti yang telah dipasarkan harus dipandang sebagai dasar bagi pembeli properti, baik end user maupun investor.
BACA JUGA: Pengembangan Properti Harus Dukung Konsep Superblok
’’Kami berusaha menepati waktu pembangunan. Jadi, delivery ke customer bisa on time,’’ lanjutnya.
Setelah topping-off Gunawangsa Tidar Superblock kemarin, Triandy menargetkan serah terima tower A dan B dapat dilakukan pada semester kedua 2018.
BACA JUGA: DR Property Bidik Segmen Family dan Mahasiswa
Sementara itu, serah terima tower C bisa dilakukan pada 2019.
Upaya untuk mengebut pembangunan sesuai target diyakini dapat mendongkrak penjualan.
Hingga saat ini, tower A-B terjual 80–85 persen dan tower C terjual 40 persen.
’’Apalagi, dari sisi harga, kami satu-satunya proyek apartemen di pusat kota Surabaya yang menyasar segmen menengah. Kebanyakan apartemen menengah dibangun di timur dan barat,’’ urainya.
Sebanyak 60–65 persen profil pembeli Gunawangsa Tidar merupakan end user dan didominasi pasangan muda.
Namun, apartemen tersebut tidak hanya sesuai bagi end user, tapi juga investor.
’’ROI (return of investment) apartemen lebih tinggi ketimbang rumah maupun ruko,’’ imbuhnya.
Imbal hasil investasi di apartemen diperkirakan mencapai sepuluh persen per tahun.
Sementara itu, keuntungan investasi rumah mencapai 2–3 persen per tahun.
Artinya, imbal hasil investasi di apartemen lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga deposito yang berkisar 6–7 persen per tahun. (res/c18/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukolilo Residence Sasar Segmen Keluarga
Redaktur & Reporter : Ragil