jpnn.com, SURABAYA - Permintaan terhadap properti sekunder meningkat pada semester pertama tahun ini. Tingginya permintaan tersebut terutama datang dari kalangan end user.
Sementara properti dengan tujuan investasi cenderung masih menahan diri.
BACA JUGA: Permata Hijau Masih Seksi untuk Hunian Ekspatriat hingga Pejabat
CEO ERA Galaxy Hendro Sutantio mengatakan, pada semester pertama tahun ini, pihaknya mencatatkan pertumbuhan sales 30 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hampir 60 persen disumbang dari properti sekunder. Sisanya properti baru.
BACA JUGA: Pasar Properti Diprediksi Baru Membaik 2019
Pada tahun lalu, komposisi keduanya sebanding.
Kenaikan itu disebabkan harga properti second yang meningkat 20 persen. Permintaan yang tinggi, sementara suplai terbatas, mengerek harga.
BACA JUGA: Permintaan Rumah Kelas Menengah Masih Tinggi
’’Stabilitas politik berpengaruh, tetapi regulasi pemerintah turut mendorong daya beli,’’ katanya, Jumat (4/8).
Head of System Development Kennard Nugraha menambahkan, tingginya permintaan properti sekunder terutama datang dari kalangan end user.
Konsumen kategori tersebut memandang hunian sebagai kebutuhan yang mendesak sehingga kondisi makro tidak berpengaruh.
Hal tersebut berbeda dengan investor yang memilih menahan belanja properti.
Untuk meningkatkan penetrasi pasar properti, Era Galaxy meluncurkan aplikasi mobile yang memudahkan konsumen mencari rumah.
Kennard optimistis keberadaan aplikasi tersebut bisa menggenjot sales hingga 35 persen. (res/c4/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengembangan Properti Harus Dukung Konsep Superblok
Redaktur & Reporter : Ragil