BACA JUGA: Jelang Ramadhan, Batam Kekurangan Pasokan Telur dan Daging
Padahal, selain menjadi gantungan hidup warganya, pasar tradisional juga seharusnya bisa lebih maju jika pemerintah ikut campur tanganBACA JUGA: Walikota Baubau Terancam Dilapor ke KPK
Salah satu pasar desa yang mengalami kebangkrutan adalah Pasar Desa Japara, Kecamatan Japara
BACA JUGA: WALHI Ungkap Praktek Illegal Mining di Sultra
Apalagi dengan dihotmiknya ruas jalan Cilimus-Ciawigebang beberapa waktu lalu membuat warga berharap pasar yang dibangun ala kadarnya itu bisa berkembangNamun alih-alih maju, pasar yang lokasinya berada di ruas jalan Cilimus-Ciawigebang itu kini dipenuhi ilalang serta tanaman lainnya.Sebenarnya, pihak desa sendiri sudah berupaya mendatangkan pedagang untuk menempati pasar yang memiliki empat los tersebutSayangnya, upaya itu tidak membuahkan hasilSejak dibangun di era Bupati Drs H Arifin Setiamihardja MM, hanya ada dua pedagang yang berasal dari warga setempat yang menempati kios ituAkhirnya, pelan tapi pasti, Pasar Desa Japara tak berfungsi dan ditinggalkan pedagangnyaSekarang, pasar yang dibangun dengan dana puluhan juta rupiah itu benar-benar mati.
“Dulu ada yang dagang di siniJumlahnya sekitar dua orangTapi sekarang sudah pada pergi karena tidak ada masyarakat yang belanja ke siniPenyebabnya karena tidak ada angkutan yang khusus menuju pasar desa, juga kurangnya perhatian dari pemerintahAkhirnya masyarakat lebih memilih belanja ke Pasar Cilimus atau Pasar Kramatmulya,” cetus beberapa warga di sekitar Pasar Desa Japara.
Supaya pasar desa tidak semakin terpinggirkan, kata warga, perlu mendapat penataan dari pemerintahSebab, selama ini banyak pasar yang kondisinya memprihatinkanSelain Pasar Desa Japara, kondisi memprihatinkan juga dialami Pasar Cinagara, Luragung, Ciwaru hingga Pasar Maleber yang statusnya pasar desaKondisi pasar desa di wilayah itu kurang memadai, terutama masalah kios yang kurang tertataKalau pun tertata kondisinya kumuhBahkan ada pasar yang hanya mengandalkan penutup terpal untuk menggelar barang jualannya.
Pasar Ciwaru merupakan bukti nyata pasar yang sebagian pedangannya harus menggelar daganganya dengan penutup terpalMeski bagian depan sudah ditutupi tapi belum permanenKondisi ini sempat dikeluhkan pedangang dan mereka meminta pemerintah segera melakukan perbaikan.
Kondisi Pasar Cinagara lebih parah lagi, meski sudah dibuat kios untuk masing-masing pedangangTapi kondisinya menghawatirkan, meski terbilang potensial.
“Seperti ini kondisinya, ada sebagian tempat dagang yang diplester sebagian lagi berupa tanah merahTentu, ini menghawatirkan, tapi sebagai pedagang tidak bisa berbuat banyak, semua tergantung pemerintah,” kata Muhtadin salah seorang pedagang kepada Radar Cirebon.
Menurut dia, harusnya pasar ini diperbaiki dan juga dibenahi, terutama untuk penataan kiosJumlah pedagang di Pasar Cinagara terbilang banyak lebih dari 100 kiosSelama ini, pasar ini berjual antar Selasa dan MingguMenurut Muhtadin, apabila kondisi pasar ini bagus para pedagang mau berjualan tiap hariBegitu juga konsumen karena mereka membutuhkan pasar yang ada tiap hariUntuk ukuran pasar jenis barang yang dijual di sini terbilang komplit, ada sayuran, baju, alat rumah tangga hingga daging.
Pasar Luragung juga tidak jauh dengan pasar-pasar lainnyaSelain kondisinya sudah tidak layak, pasar ini kini dikepung oleh pasar modernIni tentu sangat ironis karena pasar tradisional merupakan pasar bagi masyarakat.
Menurut para pedagang, cara yang efektif agar pasar lebih ramai adalah melakukan penatan tempatLalu, batasi izin swalayan“Kami yakin cara itu akan membuat pasar ramai kembali,” kata salah seorang pedagang(mus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelabuhan Tikus di Batam Sulit Diawasi
Redaktur : Tim Redaksi