Pasarkan Renault, Indomobil Investasi Rp 20 M

Jumat, 18 Februari 2011 – 15:32 WIB
JAKARTA - PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melalui anak usahanya, PT Indotruck Utama, melakukan investasi total sekitar Rp 20 miliar sebagai upaya meningkatkan penjualan truk besar (heavy duty) RenaultPerseroan mendapatkan kepercayaan untuk memasarkannya sebelum produsen asal Perancis itu melakukan penjualan sendiri di Indonesia.

Vice President Director & COO IMAS, Jusak Kertowidjojo, mengatakan pihaknya akan berjuang penuh meningkatkan penjualan dan branding truk Renault sebagai timbal balik atas kepercayaan yang telah diberikan

BACA JUGA: Penjamin IPO Garuda Terlilit Utang Triliunan

"Sebenarnya truk Renault sudah ada di Indonesia sejak tahun 1970
Sejak saat itu populer sebagai pengangkut logging (kayu lapis)

BACA JUGA: BRI Kucuri Agribisnis Rp 5 Triliun

Sekarang sudah bergeser ke mining (pertambangan)," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Jusak mengatakan, produknya akan menyasar semua perusahaan pertambangan baik itu minyak, gas, ataupun batubara
Konsentrasi terbesar ada di batu bara karena pertumbuhan produksinya terus meningkat antara 10 sampai 15 persen per tahun sehingga peran truk besar sangat signifikan

BACA JUGA: Fund Asing Pindah Bursa

"Terlebih 75 persennya (hasil tambang batu bara) untuk ekspor," ucapnya.

Pada tahun 2010 Renault merealisasikan penjualan sebanyak 200 unit atau meraih pangsa pasar sekitar 15 persenPasar heavy duty atau masuk ke market kategori 5 dengan bobot kendaraan di atas 24 ton itu sendiri pada tahun lalu sekitar 1500 unitMeski begitu, jika ditambah dengan penjualan truk Volvo di kategori yang sama karena IMAS juga menjadi distributor utama produk itu maka pangsa pasarnya sebesar 42 persen"Market share Renault tahun ini kami targetkan naik jadi 20 persen," yakinnya.

Operation Director PT Indotruck Utama, Bambang Prijono, mengatakan pihaknya akan menambah 4 pusat pelayanan servis dan purna jual baru, tiga di Kalimantan; Bulungan, Wahana, dan Tenggarong, serta satu di Halmahera, Maluku"Yang sudah ada itu di kawasan pertambangan Tuhuk, Sampit, Sanga-Sanga, Berau, dan Muarateweh," jelasnya.

Nilai investasi total untuk empat lokasi pelayanan purnajual di kawasan pertambangan itu mencapai Rp 5 miliar per outlet atau Rp 20 miliar secara keseluruhanNamun jika tidak dilengkapi dengan stock sparepart nilai investasinya sekitar Rp 1,5 miliar per outlet"Setelah perusahaan pertambangan membeli Renault dalam jumlah banyak, mereka biasanya meminta supaya kita buka tempat servis dan layanan purnajual di kawasan tambannya," terangnya.

Managing Director Renault Trucks Indonesia, Jacques Michel, mengatakan pihaknya saat ini belum bisa melakukan investasi untuk penjualan sendiri karena pangsa pasar yang relative kecilInvestasi yang dilakukan baru sebatas sumber daya manusia yaitu 45 karyawan berspesifikasi tinggi yang bekerjasama dengan IMAS"Tetapi penjualan 200 unit tahun lalu dan tahun ini akan jadi 300 unit adalah yang terbesar di AsiaIndonesia adalah pasar terbesar kami di Asia," ungkapnya.

Sejauh ini, kata Jacques, truk Renault yang dengan banderol sekitar Rp 1,8 miliar per unit itu masih dikirim langsung dari pusat produksi di Lyon, PerancisKapasitas pabrik truk Renault di sana 40 ribu unit per tahun atau berkurang drastis dari 70 ribu unit sebelum krisis di Eropa beberapa waktu lalu(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Syariah Bukopin Pacu Penjualan Sukuk SR-003


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler