Penjamin IPO Garuda Terlilit Utang Triliunan

Jumat, 18 Februari 2011 – 10:30 WIB

JAKARTA - Alih-alih menuai untung, tiga penjamin emisi (underwriter) yang menggarap penawaran saham perdana (IPO) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) malah terlilit utang triliunanMereka adalah PT Danareksa Sekuritas (OD), PT Bahana Securities (DX), dan PT Mandiri Sekuritas (CC)

BACA JUGA: BRI Kucuri Agribisnis Rp 5 Triliun

Ketiga broker saham tersebut berutang Rp 2,25 triliun untuk menyerap saham maskapai penerbangan BUMN itu yang tidak laku.
      
Pinjaman didapat dari PT Danareksa (induk Danareksa Sekuritas) dan PT Bank Mandiri Tbk
Dana tersebut digunakan untuk menutup eksekusi 47 persen (3,008 miliar lembar) saham GIAA yang tidak terserap investor senilai Rp 2,25 triliun dan dibebankan secara merata ketiga underwriter

BACA JUGA: Fund Asing Pindah Bursa

Dengan begitu, masing-masing ketiban Rp 750 miliar.

Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Edgar Ekaputra tidak membantah meski juga tidak membenarkan
"Di Danareksa, pinjam meminjam itu sesuatu yang normal

BACA JUGA: Syariah Bukopin Pacu Penjualan Sukuk SR-003

Pinjam dan place day to day selalu terjadi," ujarnya kemarin.

Seorang sumber yang merupakan pelaku pasar dan ikut mengurusi IPO GIAA mengatakan PT Danareksa (Persero) mengutangi Danareksa Sekuritas Rp 750 miliar dan Bahana Sekuritas Rp 200 miliarTotal yang dikucurkan Danareksa Rp 950 miliar"Untuk menutupi kekurangan Rp 550 miliar, Bahana mencari pinjaman di money marketSedangkan Mandiri Sekuritas meminjam kepada induknya, Bank Mandiri Rp 750 miliar," katanya.

Tenor pinjaman tersebut beragam mulai 3 hingga 6 bulanMeski begitu, Edgar enggan merinci jumlahnya"Untuk Garuda, ada yang tidak diserap, Alhamdulillah kita serapPerseroan hanya mendukung pendanaan sekuritas dan treasury di sentral persero," terangnyaDalam menjalani bisnis, lanjut dia, sebagai sesama perusahaan pelat merah harus saling membantu"Kami akan salalu membantu dengan pihak yang bekerja sama dengan Danareksa," ungkapnya.

Dengan memegang portofolio 3,008 miliar lembar saham GIAA, tiga penjamin emisi tersebut mengalami potensi kerugian (potential lost) Rp 571,520 miliarSebab, sejak pencatatan perdana (listing) hingga perdagangan di lantai bursa kemarin, saham GIAA merosot Rp 190 (sekitar 25 persen) dan berkutat di level Rp 560-Rp 570 per lembar(gen/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Kandangkan Lion 737- 900 ER


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler