Pasok Gas Domestik, Teken Kontrak Rp 5,3 Triliun

Rabu, 08 April 2009 – 10:05 WIB
JAKARTA - Pemerintah terus mengoptimalkan pasokan gas untuk pasar domestikSebanyak 12 kontrak gas senilai USD 465,49 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun untuk pembeli domestik akhirnya diteken

BACA JUGA: Bisa Beralih ke Bank Syariah


 
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) R
Priyono mengatakan, pasokan gas domestik menjadi bagian dari agenda substitusi BBM

BACA JUGA: Bapepam Segera Periksa Bakrie

"Ini juga penting untuk mendorong perekonomian nasional," ujarnya saat penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) di Kantor BPMigas Selasa (7/4)

 
Menurut Priyono, realisasi perjanjian jual beli gas dengan total volume 473,795 triliun BTU tersebut ditargetkan dapat menggerakkan ekonomi dan bias menyerap sedikitnya 1.400 tenaga kerja

BACA JUGA: BPH Migas Sabet 11 Kontrak Jual Beli

"Dengan terpenuhinya energi primer, industri diharapkan bisa tumbuh," katanya
 
Kontrak PJBG itu terdiri dari empat kesepakatan jual beli gas untuk sektor kelistrikan senilai USD 170,19 jutaYaitu, antara PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya dan PT Pertamina EP untuk kebutuhan listrik di Palembang; PT Indonesia Power dan PT Pertamina EP untuk kebutuhan pembangkit listrik Sunyaragi; PD Malamoi Olom Wobok dan PT Pertamina Hulu Energi-Petrochina; serta PT Gasuma Corporindo dan PT Pertamina Hulu Energi-Petrochina East Java
 
Enam lainnya untuk sektor pupuk dan petrokimia dengan nilai kontrak USD 284,48 jutaYakni, antara PT Pupuk Kujang Cikampek dan BPONWJ, PT Pusri dan PT Pertamina EP-PT Pertamina Gas untuk Pabrik Pusri, dan PT Pertamina Hulu Energi Raja Tempirai-PT Golden SPike Energy Indonesia-PT Pertamina (Persero)-JOB Pertamina Talisman
 
Selanjutnya, PT Pertamina Gas untuk Pabrik Pusri dan PT Pertamina Hulu Energi OK-Talisman OK Ltd-PT Pertamina EP, serta PT Pupuk Iskandar Muda dan ExxonMobil OilDua PJBG lainnya dengan nilai kontrak sekitar USD 10,82 juta antara PT Sumber Daya Kelola dan PT Pertamina EP, serta PT Henrison Iriana dengan Petrochina Internasional (Bermuda) Ltd.(owi/dwi)
 
Ekspor Susut, Surplus 18 Kargo
Menyusutnya pasar ekspor LNG (liquified natural gas) membuat pasokan dari Kilang Bontang (Kaltim) dan Arun (NAD) mengalami surplus hingga 18 kargo (1 kargo setara dengan 40 ribu-50 ribu ton)
 
Krisis ekonomi membuat negara-negara industri menjadi konsumen utama LNG Indonesia, seperti Jepang, Korsel, dan Taiwan, mengurangi impornyaBerdasar informasi, pembeli Jepang berencana mengurangi impor LNG sebanyak 3-6 kargoLalu, Korea Gas sampai 6 kargoSelain itu, perusahaan Taiwan, Chinese Petroleum Corporation (CPC), juga akan mengurangi pembelian 3 kargo LNG
 
Deputi Finansial Ekonomi dan Pemasaran BPMigas Djoko Harsono mengatakan, surplus 18 LNG itu terdiri surplus Bontang sebanyak 16 kargo dan Arun 2 kargo"Saat ini, kami sedang mencoba mencari pasar untuk 18 kargo ini," ujarnya
 
Menurut Djoko, saat ini baru 3 kargo yang bisa dipasarkanYakni, 2 kargo untuk pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan 1 kargo dipasarkan di pasar spot melalui trader asal India, Gail Limited"Harga di pasar spot cukup bagus, yakni USD 4,25 per MMBTU," katanya
 
Untuk 15 kargo lainnya, lanjut Djoko, saat ini BPMigas dan Departemen ESDM tengah mencoba memasarkan ke pasar domestik maupun pasar spot"Prioritasnya tetap pasar domestik," terangnya
 
Dia mengatakan, untuk PT PIM, rencananya suplai akan ditambah lagi sekitar  6-7 kargoOpsi lainnya adalah mengonversi LNG di Kilang Bontang menjadi elpiji  (liquified petroleum gas) untuk menyuplai kebutuhan Pertamina"Untuk elpiji, rencananya 6 kargo," sebutnya"Sisanya baru akan dipasarkan melalui pasar spot," tambahnya(owi/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suku Bunga BI Turun, Kredit Tetap Tinggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler