Paus Ingatkan Toleransi Beragama

Dubes Vatikan Bacakan Pesan Natal 2010

Minggu, 26 Desember 2010 – 10:01 WIB
Jemaat Gereja GKI Yasmin melaksanakan kebaktian di trotoar jalan dan dijaga ketat oleh aparat Brimob, Sabtu (25/12). Foto: Sofyansyah/Radar Bogor-JPNN

JAKARTA - Perayaan Natal di Ibukota Jakarta berlangsung khidmatDuta Besar Vatikan untuk Indonesia, Leopordo Girelli, membacakan pesan Natal kepada umat Kristiani Indonesia dari Paus Benedictus di Gereja Katedral Jakarta

BACA JUGA: Sudi Anggap Tiket Bukan Gratifikasi

Dalam sambutan menjelang misa yang dipimpin Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo, Girelli menyatakan bahwa kebebasan beragama merupakan jalan menuju perdamaian dunia


"Hak kebebasan beragama berakar pada martabat manusia

BACA JUGA: Belum Ada Pejabat Laporkan Gratifikasi

Tanpa adanya kebebasan, martabat manusia akan menjadi cacat dan direndahkan," ujar Paus dalam pesan yang dibacakan Girelli kemarin (25/12).

Girelli mengatakan, Indonesia membutuhkan Tuhan untuk menjadi negara yang damai
Dalam hal tersebut agama dapat memberikan sumbangan yang berharga kepada negara dan keadilan masyarakat

BACA JUGA: Ormas Keras, Pemerintah Loyo

Leopordo menjelaskan, bahwa diantara hak-hak asasi dan kebebasan yang berakar pada harkat dan martabat manusia idealnya tidaklah diingkari"Apabila kebebasan tersebut diingkari, maka martabat manusia itu sendirilah yang tidak baik," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Uskup Agung Ignatius Suharyo mengingatkan umat kristiani untuk menjadi kristus-kristus kecil dalam lingkungannya masing-masingKeluarga, teman maupun rekan sejawatUskup Agung mengingatkan untuk memulai hal tersebut dari hal-hal yang kecil dalam kehidupanTema yang digelar dalam misa Advent dan Natal 2010 di Gereja Katedral, Jakarta Pusat adalah Belajar dari keluarga kudus Nasaret Menumbuhkankembangkan Kasih Dalam Keluarga.

Pikiran yang melandasi tema tersebut adalah, keluarga kudus Nasaret yang terdiri dari Yosef, Maria dan Bayi Yesus, adalah keluarga yang menjadi teladan kaum Kristiani"Karena kesetiaan Yusuf dan Maria untuk menanggapi tugas perutusan Allah sebagai orang tua Sang Juru Selamat," kata Suharyo.

Uskup Suharyo mengungkapkan Natal merupakan peristiwa yang kontekstual sehingga pesan Natal-nya berbeda-bedaAda pesan Natal nasional yang ditandatangani PGI (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) dan KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia)"Inti pesan Natal yang disampaikan di Gereja Katedral, yakni tentang semangat belarasa sesama manusiaMenurutnya, itulah yang paling hakiki dari makna Natal.

Dia menggambarkan kehidupan YesusKetika Yesus menjadi manusia, Dia menjadi sesama bagi manusiaKegembiraan manusia menjadi kebahagiaan-Nya, harapan manusia menjadi harapan-NyaBahkan kecemasan dan keprihatinan manusia juga menjadi kecemasan dan keprihatinan-Nya"Itulah, belarasa," kata Suharyo.

Semangat belarasa seperti itu juga yang diharapkan Uskup Suharyo tertanam betul dalam visi Kristiani"Karena itulah sebetulnya jatidiri umat manusiaSeperti Allah berbelarasa pada yang bersujud kepada-Nya, baru dengan demikian kita beriman." Pungkasnya(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pejabat Negara Serbu Malaysia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler