PBB Apresiasi Generasi Muda Pertanian Masih Jaga Tradisi

Jumat, 13 April 2018 – 21:00 WIB
Pemanfaatan lahan sempit untuk pertanian. Foto: Istimewa

jpnn.com, YOGYAKARTA - Reporter Khusus PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) Hilal Ever mengapresiasi generasi muda pertanian Indonesia dalam menjaga tradisi dan inovasi pertanian.

Dalam hal ini terkait penyediaan bahan pangan melalui pemanfaatan lahan sempit “Kawasan Rumah Pangan Lestari” (KRPL).

BACA JUGA: Kawasan Pantai Selatan Kebumen Siap Amankan Pasokan Cabai

“Saya melihat tadi ada tanaman yang dibentuk seperti piramid dan saya akan meniru untuk halaman rumah saya. Karena sangat penting untuk kita tetap menjaga tradisi dan inovasi pertania di era globalisasi saat ini, “ jelas Hilal dalam kunjunganya ke Dusun Nglambur, Desa Siduharjo, Samigaih, Kulonprogo, Jogjakarta.

Dalam kunjungannya itu, Hilal mengatakan bahwa di zaman yang sangat maju saat ini dimana semua produk khususnya pangan sangat mudah untuk diperoleh.

BACA JUGA: Jateng Siap Pasok Bawang Merah dan Cabai ke Jakarta

Hal tersebut dapat dengan mudah mengubah gaya hidup masyarakat. Untuk itu Hilal berpesan pentingnya untuk tetap menjaga, melestarikan serta menyebarkan inovasi pertanian dalam memproduksi bahan pangan di lahan pekarangan seperti yang dilakukan masyarakat di Dusun Nglambur.

“Untuk itu sangat penting bagi masyarakat di sini menurunkan ilmu yang sudah dilakukan orang tua sejak 50 tahun lalu dalam memproduksi pangan di lahan pekarangan sendiri, “ tutur Hilal.

BACA JUGA: Pupuk Biosilika dari Sekam Padi Dukung Bawang Merah

Banyak hal menarik yang ditemui Hilal dalam kunjuganya ke Jogjakarta. Dia melihat banyak petani muda yang tetap bersemangat untuk mengembangkan pertanian.

Hilal mengatakan bahwa saat ini generasi muda di luar tidak mau tinggal di desa dan tidak tertarik terhadap bidang pertanian untuk memproduksi pangan sendiri karena mereka menganggap pertanian kurang menarik. Sangat penting mendorong generasi muda untuk tetap meneruskan semangat pertanian dan ditularkan kepada generasi selanjutnya.

“Bukan berarti pendidikan tidak penting, justru mereka harus tetap sekolah, tetapi mereka juga harus tetap memiliki semangat pertanian karena Jogjakarta merupakan pusat pendidikan, “ tegas Hilal.

Melihat pola Kawasan Rumah Pangan Lestari yang dikembangkan, tidak ada alasan lagi untuk tidak memanfaatkan lahan sempit. 

“Jadi meskipun kita tinggal diperkotaan kita tetap dapat memanfaatkan balkon untuk menanam, “ kata Hilal.

Hilal menambahkan bahwa saat ini tren terbaru di Negara Amerika dan Eropa bahwa masyarakat mulai tergerak untuk memproduksi pangan mereka sendiri di halaman rumah atau memanfaatkan lahan sempit di balkon apartment mereka, dan juga anak-anak sekolah mulai menerapkan program kebun sekolah.

“Di Negara kami baru memulai hal tersebut, maka jangan sampai tradisi itu berhenti di sini karna menganggap pertanian tidak keren, “ jelas Hilal.

Di sela-sela sambutannya, Hilal mengatakan bahwa masyarakat di Dusun Nglambur ternyata sangat sehat. Terbukti, dia tak melihat orang gemuk atau menderita obesitas.

Melihat kenyataan bahwa saat ini banyak bahan makanan tidak sehat yang dijual di supermarket, sehingga hal ini menjadi keunggulan dari pengembangan pertanian di lahan pekarangan. “Saya tidak melihat orang gemuk di sini, jadi sepertinya saya perlu pindah kesini, “ kata Hilal.

Hilal berharap kepada generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan keluar, mereka harus tetap mau kembali ke tanah air untuk meneruskan tradisi pertanian dan membangun pertanian di Negara asal mereka.

“Melihat generasi muda di Jogjakarta masih mau memanfaatkan pertanian, menjadi harapan yang besar untuk masa depan pertanian kita semua," tandasnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Upaya Kementan Lakukan Pendampingan Usaha ke Peternak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
adv_kementan   PBB  

Terpopuler