PBB Bahas Robot Pembunuh dalam Perang

Minggu, 11 Mei 2014 – 11:39 WIB

jpnn.com - JENEWA--Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional Khusus (CCW), akan membahas tentang konsep robot pembunuh sebagai senjata otomatis yang bisa memilih dan mengunci sasaran tanpa memerlukan intervensi manusia.

Dalam pertemuan para pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, dua ahli robot yaitu Prof Ronald Arkin dan Prof Noel Sharkey, akan mendebat soal keberhasilan serta kebutuhan robot pembunuh ini.

BACA JUGA: Sambut Hari Ibu, Michelle Obama Prihatin Penculikan Massal di Nigeria

"Sistim senjata otomatis tidak bisa dijamin untuk memenuhi hukum internasional," kata Prof Sharkey.

Laman BBC menyebutkan, sejumlah orang yang mendukung diciptakannya robot pembunuh percaya bahwa hukum perang saat ini sudah cukup mengatasi risiko yang mungkin muncul jika robot ini betul-betul dimanfaatkan. Namun, pihak yang menentang, percaya bahwa robot pembunuh adalah ancaman bagi kemanusiaan dan fungsi "membunuh otomatis" harus dilarang.

BACA JUGA: MERS di Arab Saudi Mewabah, Warga Kaya Migrasi ke Luar Negeri

"Negara-negara selama ini tidak pernah membicarakan keberadaan robot ini, sehingga memiliki ancaman besar bagi kemanusiaan," lanjutnya.

Saat ini, robot itu belum diciptakan tetapi kecanggihan teknologi mampu membuatnya lebih dekat dengan kenyataan.

BACA JUGA: Dubes Indonesia Untuk Australia Kembali Bertugas di Canberra

Prof Sharkey adalah anggota dan salah satu penentang keberadaan robot pembunuh. Dia juga ketua dari Komite Internasional untuk Kontrol Senjata Robot. Dia giat berkampanye menentang pembuatan robot ini dalam perang.

Sementara Prof Arkin dari Georgia Institute of Technology mendukung keberadaan robot pembunuh dengan alasan dapat mengurangi korban.

"Saya mendukung moratorium sampai kesepakatan akhir yang dicapai, tapi saya tidak menyetujui larangan pada saat ini," kata Prof Arkin. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertemuan di Markas PBB Bahas Robot Pembunuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler