Dijelaskannya, syarat utama bagi partai manapun yang ingin berkoalisi dengan Partai Demokrat setelah Pemilu Legislatif nanti harus menjauhi sikap atau kebiasaan buruk berupa goreng-menggoreng saham
BACA JUGA: Harifin Janji Lebih Transparan
"Prilaku itu sekaligus gejala awal dari longgarnya komitmen suatu partai terhadap koalisi."Menyinggung hubungan Golkar dengan Demokrat menjelang pemilu legislatif dan pemilu presiden 2009, Syarif Hasan menjelaskan bahwa hubungannya kedua partai semakin membaik
Koalisi Pragmatis
Di tempat yang sama, Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait, menilai koalisi yang selama ini dibangun oleh PD dan Golkar tidak berjalan secara baik dan efektif."Di DPR saja, Partai Golkar dan Demokrat gagal dalam mengamankan berbagai kebijakan pemerintah," kata Maruarar, sambil menyebut beberapa kebijakan yang pada akhirnya dianulir oleh oposisi di DPR.
Kejadian yang sama, lanjutnya, juga terjadi di kabinet
BACA JUGA: Surat edaran JK Antisipasi Akhir Koalisi dengan Demokrat
Para anggota kabinet yang notebene adalah pembantu presiden ternyata saling berseberangan dan saling menyalahkan atas berbagai kebijakan yang diberlakukan."Saat ini, hanya PDIP yang konsisten dan sanggup mengaktualisasikan diri sebagai partai oposisi menghadapi pemerintah berkuasa dari Partai Demokrat yang kadangkala juga di back up Golkar," tegasnya.Tidak efektifnya koalisi yang dibangun Partai Demokrat dengan Golkar itu, kata Maruarar, karena landasan koalisinya didasarkan atas pragmatis yang sangat rapuh
BACA JUGA: Bulog Ngotot Ekspor Beras
Kita hanya akan gandeng partai-partai yang mau diajak berkoalisi secara ideologis." PDIP menganggap koalisi ideologis ini sangat penting untuk memperbaiki citra parpol yang saat ini terpuruk dimata rakyatPraktek 'dagang sapi' sudah harus ditinggalkan dan Pemilu 2009 inilah moment yang paling tempat, imbuh Maruarar Sirait(Fas/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkas Marcella Sudah P-21
Redaktur : Tim Redaksi