PDIP Harap Anak Muda Mengaktualisasi Api Semangat Bung Karno

Minggu, 03 Juli 2022 – 21:07 WIB
Diskusi publik dengan tema: “Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa” yang diadakan di secara hybrid di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (3/7). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menilai warisan Proklamator RI Bung Karno harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat.

Hal ini disampaikannya saat membuka diskusi publik dengan tema: “Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa” yang diadakan di secara hybrid di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (3/7).

BACA JUGA: Kultur Intelektual Minang yang Membuat Bung Karno Membangun Doktrin Indonesia Kuat

“Apa pun yang diwariskan Bung Karno kepada kita semua, tanggung jawab kita terutama generasi muda bisa mengambil apinya, mengambil semangatnya, kemudian mengaktualisasikan dengan kondisi dan tantangan ke depan seperti apa,” kata Djarot.

Dia menyampaikan Bung Karno tak hanya mewariskan buah hasil karyanya untuk Indonesia. Bangsa-bangsa di dunia juga mendapatkan warisan dari karya dan perjuangan Bung Karno.

BACA JUGA: Puan Sebut Bung Karno Pembawa Virus Nasionalisme dan Keberagaman

“Artinya apa? Kita menerima warisan itu untuk menjadikan Indonesia seperti yang dicita-citakan oleh Bung Karno dan para founding father kita untuk mewujudkan Indonesia yang benar-benar merdeka, satu, berdaulat, adil, dan makmur,” ungkap Djarot.

Anggota DPR RI itu menerangkan Bung Karno merupakan arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia. Di Indonesia, Bung Karno mencanangkan fondasi yang pertama, yakni ideologi Pancasila.

BACA JUGA: Kenang Sosok Tjahjo Kumolo, Yenny Wahid: Beliau Anak Ideologis Bung Karno

Djarot menuturkan, dengan ideologi Pancasila, maka terbentuk karakter. Menurutnya, dengan karakter tersebut, seseorang menjadi manusia seutuhnya.

“Ketika kehilangan karakter, maka hilanglah semuanya, tidak menjadi manusia seutuhnya, tidak mempunyai karakter, tidak mempunyai kepribadian yang tangguh, tidak mempunyai semangat juang yang menyala-nyala dan tidak paham dilahirkan sebagai bangsa," kata Djarot.

Eks gubernur DKI Jakarta itu menerangkan sejarah besar Bung Karno pernah dicoba untuk dihilangkan pada Orde Baru. Djarot pernah merasakan upaya desoekarnoisasi pada masa-masa sekolah. Karena itu, Djarot merasa tak heran apabila banyak anak muda saat ini melupakan sejarah tentang Bung Karno.

Djarot pun menegaskan PDIP akan terus mengingatkan kepada masyarakat sejarah besar Bung Karno.

"Artinya apa pun yang diwariskan BK ke kita adalah tanggung jawab kita. Kita bertanggung jawab mengemban api semangatnya, mengaktualisasikan dengan kondisi saat ini, dan tantangan kedepan seperti apa. Bung Karno bukan hanya memberikan wasrisan itu kepada bangsa Indonesia tapi bangsa dunia," kata dia.

Dalam diskusi itu, turut hadir Arsitek dan Peneliti Karya Arsitektur Bung Karno Yuke Ardhiari. Selain itu, hadir Ketua DPP Hamka Haq, Sekretaris BKN Pusat Rano Karno, dan sejumlah kader PDIP lainnya

Yuke menambahkan karya Bung Karno turut menghiasi bangunan megah di Indonesia. Gelora Bung Karno, Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, Monumen Selamat Datang, Gedung Conefo DPR RI ialah bagian kecil bangunan yang digagas oleh Putra Sang Fajar itu di Jakarta.

Yuke mengatakan Gelora Bung Karno merupakan warisan Prolamator RI itu untuk menunjukkan kebesaran Indonesia dalam bidang olahraga.

"Beliau (Bung Karno) mengatakan ingin gedung olahraga tersebesar di Asia Tenggara yang belum pernah ada sebelumnya. Bung karno bilang saya hanya mau podium itu dan audiens itu tidak terkena hujan dan panas ketika mereka di sana. Mereka harus happy semua, harus merasakan kenyamanan dalam gelanggang," kata Yuke.

Yuke menerangkan Bung Karno juga menggagas Hotel Kempimski yang sangat megah pada saat itu. Bung Karno, kata dia, ingin hotel tersebut dipakai untuk mewadahi delegasi internasional yang mengikuti Asian Games pada 1962. "Dan, sebagai bagan akselerasi pariwisata Indonesia," jelas Yuke.

Tak sampai di situ, Bung Karno juga menggagas pembangunan Masjid Istiqlal yang terletak di samping Gereja Katedral. Bung Karno, kata Yuke, menginginkan Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara.

"Untuk di Jakarta saja, perkiraan sejak beliau menjadi presiden, itu sedikitnya sepuluh karya yang tercatat dalam proyek Mercusuar Bung Karno. Tetapi itu di luar proyek pemerintah saat itu. Proyek Mercusuar itu ialah proyek kemegahan Indonesia," kata Yuke. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Israel Bakal Main di Indonesia saat Piala Dunia U-20, HNW Singgung Sikap Bung Karno


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler