Pedagang Dicurigai Mainkan Harga Beras

Rabu, 01 September 2010 – 11:11 WIB

JAKARTA - Pemerintah terus memantau pergerakan harga bahan-bahan pangan menjelang LebaranKhusus untuk beras yang harganya masih tinggi, pemerintah menengarai ada unsur permainan harga yang dilakukan pedagang beras skala besar.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, sebenarnya dari sisi produksi, pasokan beras sangat cukup, bahkan sampai akhir tahun nanti diperkirakan surplus hingga 5,6 juta ton

BACA JUGA: BKPM Tenderkan 5 Proyek USD 4,4 M

''Nah, kalau harga meningkat terus, ini disebabkan stok Bulog kecil
Jadi, pedagang berani memainkan harga,'' ujarnya setelah rapat di Kantor Menko Perekonomian kemarin (31/8).

Menurut Suswono, saat ini Bulog masih memiliki stok sekitar 1,4 juta ton

BACA JUGA: Pemerintah Segera Batasi Subsidi BBM

Namun, pada saat panen raya Februari-Maret lalu, Bulog tidak menyerap gabah petani, padahal saat itu harga gabah berada di bawah harga pokok pembelian (HPP) pemerintah
Akibatnya, gabah petani diserap oleh pedagang besar

BACA JUGA: Akhir Juli, Utang Indonesia Capai Rp 1.627 Triliun

''Sekarang harga sudah di atas HPPJadi, Bulog tidak bisa (menyerap),'' katanya

Pedagang beras skala besar yang memiliki stok itulah yang ditengarai memainkan hargaKarena itu, kata Suswono, pihaknya meminta kepala Bulog siaga di daerah yang masih panen raya agar bisa menyerap gabah petani untuk memperkuat stok serta mengantisipasi permainan harga oleh para pedagang.

Pandangan berbeda disampaikan Menteri Perdagangan Mari Elka PangestuMenurut dia, kecil kemungkinan tingginya harga beras karena permainan pedagang beras''Saya rasa, persaingan pasar beras tinggiJadi, saya rasa bukan karena ada permainan harga beras,'' ujarnya.

Meski demikian, Mari mengatakui, harga beras saat ini masih relatif tinggiDia menyebut, harga beras standar medium mencapai Rp 8.000 per literAdapun yang termurah sekitar Rp 6.500 per liter''Tingginya harga ini didorong oleh keterlambatan panen serta musim hujan yang panjang,'' katanya.

Terkait dengan proyeksi masih akan berlanjutnya perubahan iklim secara ekstrem, Suswono menyebut, akan sulit bagi pemerintah memprediksi angka produksi padi dalam beberapa waktu ke depan(owi/c6/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Soekarno-Hatta Harus Diaudit Total


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler