Ketika penyanderaan di Martin Place Sydney hampir berakir, Amar Hadid seorang pelajar putri di Sydney terbangun dan melihat keluarganya sedang menonton perkembangan kejadian tersebut di televisi.
BACA JUGA: Defisit APBN Australia Mencapai Rp 370 Triliun
"Bapak dan anggota keluarga yang lain menonton, saya hanya berdiri dengan perasaan sedih." kata Hadid.
"Saya kesal, dan sedih, apa yang dilakukan orang ini atas nama Islam."
BACA JUGA: Seniman China Ai Weiwei Berkolaborasi dengan Andy Warhol di Melbourne
Hadid, pelajar Kelas 12 Sekolah Khusus Putri Strathfield's Meriden Anglican mengatakan ketika itu dia langsung ingin menulis sebuah lagu mengenai apa yang terjadi.
"Diperlukan waktu dua hari untuk menulis, dan menyelesaikan lagu ini, dan diperlukan waktu satu bulan lagi untuk merekamnya." katanya.
BACA JUGA: Komplotan Asal Nigeria Tipu Biro Perjalanan di Perth Rp 500 Juta
Hadid yang sekarang berusia 17 tahun mengatakan dia menulis lagu itu untuk memberi penghormatan kepada para korban.
"Kami sebagai warga Australia tidak akan pernah melupakan peristiwa ini, dan kami tidak akan pernah lupa bagaimana para sandera menjadi korban, khususnya Katrina Dawson dan Tori Johnston," lanjutnya.
"Saya ingin menyampaikan perasaan sedih saya atas apa yang saya dengar mengenai peristiwa ini." katanya lagi.
Hadid mengatakan marah bahwa Man Haron Monis telah membajak dan 'menyalahgunakan" agama yang juga dianut Hadid.
"Saya merasa kesedihan mendalam, karena banyak orang tidak berdosa menjadi korban, saya merasa sedih sebagai warga Australia dan sebagai seorang muslim."
Amar Hadid bersama ayahnya Albert di rumahnya di Greenacre.
"Tindakannya tidak mewakili ajaran Islam sama sekali." tambah Hadid.
Hadid mengatakan lagu yang dibuatnya diharapkan akan membuat warga bersatu setelah kejadian tragis ini, seperti hanya dengan #illridewithyou yang muncul setelah kejadian.
"Saya memilih judul lagu saya 'I'll Ride With You' untuk memberikan penghormatan kepada identitas dan semangat yang ada di Australia."
"Kita sebagai warga Australia memiliki potensi besar, kita bisa menggunakannya bila kita kompak, dan tidak melakukan diskriminasi berdasarkan ras, budaya, usia dan kepercayaan."
"Kita bisa mengalahkan rasisme bila kita bekerja bersama."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedansa Paling Muda Berusia 71 Tahun di Ibukota Dansa Australia