Pemadaman Karhutla Terkendala Pasokan Air, Terpaksa Dilakukan Secara Manual

Rabu, 31 Juli 2019 – 03:37 WIB
Pemadaman karhutla via udara. Foto: sumeks.co.id

jpnn.com, PELALAWAN - Kebakaran hutan dan lahan (Karhuta) di Kabupaten Pelalawan, Riau, kembali meluas. Ada sebanyak empat titik panas (hotspot) yang terpantau Satelit Terra dan Aqua di wilayah tersebut pada Senin (29/9) siang.

Dan dari jumlah tersebut, 1 hotspot dengan confidence di atas 70 persen, telah berubah menjadi titik api (firespot) yang membakar lahan seluas 30 hektar dari sebelumnya lahan yang terbakar seluas 20 hektar tepatnya di Desa Penarikan Kecamatan Langgam.

BACA JUGA: Strategi APP Sinar Mas Hadapi Musim Kemarau 2019

Kobaran api serta kepulan asap tebal terlihat jelas dilokasi tersebut yang menyebabkan mata perih dan aroma yang menusuk hidung. Puluhan personel gabungan pun tampak terlihat masih berjibaku memadamkan api.

Namun, pasokan air yang cukup jauh dari jangkauan serta tidak adanya akses darat yang dapat ditempuh kendaraan, sehingga menyebabkan personel kesulitan melakukan pemadaman api.

BACA JUGA: Bengkalis Daerah Paling Luas Terdampak Karhutla

BACA JUGA: Kasus Pembakaran Truk Bermuatan Puluhan Motor Terungkap, Pelakunya Ternyata...

Belum lagi kondisi angin yang bertiup kencang, sehingga kobaran api sangat sulit untuk dilakukan pemadaman dalam waktu yang cepat, meski telah dibantu pemadaman melalui darat dan udara (water booming). Alhasil, pemadaman api pun terpaksa harus dilakukan secara manual agar kobaran api tidak meluas.

BACA JUGA: KLHK: Dalam 4 Tahun Karhutla Turun 90 Persen

"Ya, kita cukup mengalami kesulitan memadamkan api karena pasokan air sulit dijangkau atau cukup jauh dari lokasi kebakaran. Dimana personel gabungan harus berjalan kaki sejauh 3 km untuk dapat menjangkau pasokan air. Dan upaya pemadaman api ini telah kita lakukan sejak sepekan terakhir hingga saat ini.

“Artinya, personel gabungan telah menginap di lokasi untuk memadamkan api dan memantau perkembangan api agar tidak meluas. Namun untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran api, maka tim gabungan berupaya melakukan isolasi atau penyekatan agar kebakaran tidak menjadi meluas," terang Kepala Satpol PP dan Damkar Pelalawan Drs H Abu Bakar FE MAp seperti dilansir Riau Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Diungkapkan mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan ini, bahwa saat ini kondisi kebakaran lahan yang terjadi dikabupaten Pelalawan telah kembali meluas. Seperti kebakaran lahan yang terjadi di Desa Penarikan Kecamatan Langgam. Di mana sebelumnya, api yang membakar lahan di desa tersebut hanya seluas 20 hektar, namun saat ini telah bertambah 10 hektar sehingga totalnya menjadi 30 hektar.

"Lahan yang terbakar ini beragam. Ada kebun karet milik warga dan juga kebun kelapa sawit milik CV Wahana seluas 9 hektar. Bahkan, kebakaran ini sangat luas terjadi dilokasi lahan milik KUD Penarikan Jaya yang telah memperoleh izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan masyarakat (IUPHKM) dari KLHK pada tahun 2018.

“Di lokasi ini, luas lahan yang terbakar yakni 21 hektar. Untuk itu, kami bersama tim gabungan akan terus bekerja maksimal memadamkan api ini, sehingga kebakaran tidak kembali meluas," ujar mantan Sekwan DPRD Pelalawan ini.

BACA JUGA: Respons Politikus PKS Soal Rencana Pemerintah Impor Rektor

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi menjalaskan, bahwa hingga saat ini total Karhutla yang terjadi di Kabupaten Pelalawan seluas 57 hektar.

Di mana kebakaran tersebut terjadi di tiga lokasi yakni di Desa Penarikan kecamatan Langgam dengan luas terbakar 30 hektar. Sedangkan saat ini tim gabungan masih berada di lokasi karena api masih belum berhasil dipadamkan.

"Di Desa Penarikan ini, ditemukan 3 hotspot yakni 1 hotspot confidence diatas 70 persen yang telah berubah menjadi titik api (firespot) dan membakar lahan seluas 30 hektar. Kemudian, juga ada 2 hotspot lainnya confidence diatas 50 persen. Dan satu hotspot lainnya convidence 50 persen berada di Desa Kusuma Kecamatan Pangkalan Kuras.," paparnya.

Kemudian, kebakaran juga terjadi di Kelurahan Langgam dengan luas terbakar 15 hektar. Dan dilokasi ini, tim gabungan tengah melakukan proses pendinginan karena api berhasil dipadamkan. Begitu juga kebakaran yang terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tepatnya di Desa Lubuk Kembang Bunga dan Desa Kesuma kecamatan Pangkalan Kuras yang telah membakar lahan seluas 14 hektar.

"Dan alhamdulillah, saat ini di dua lokasi tersebut telah berhasil dipadamkan dan hanya tinggal proses pendinginan. Artinya di dua lokasi tersebut tidak ada lagi titik api tetapi hanya tinggal titik asap," tutupnya. (amn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PK Perkara Karhutla, Pemerintah Menolak Dianggap Lemah


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler